Bagaimana menjaga kestabilan jiwa?
1. Buat Reward and Punishment
Misal, bila kita menargetkan untuk membaca materi fisika sebanyak 2 bab pada hari ini, ternyata baru sampai bab kedua kita sudah jenuh. Nah caranya, buatlah reward terhadap aktifitas yang kita lakukan. Reward itu biasanya melakukan hal-hal yang kita senangi. Misalnya, kalau saya baca buku fisika sampai 3 bab, saya akan ngenet selama 2 jam. Atau kalau saya bisa baca 3 bab, saya akan makan mie ayam, dll tergantung apa yang sangat kita sukai. Insya Allah saat itu kejenuhan kita akan berangsur-angsur menghilang dan kita akan kembali semangat.
Namun, bila ternyata baru 2 bab kita sudah mulai ngenet atau melakukan hal tadi diinginkan, buatlah iqob (punishment/ hukuman) kepada diri kita sendiri, misal push-up 10 kali atau yang lain. Ingat…belajarlah untuk konsisten dan disiplin dengan apa yang sudah direncanakan. Baca Selengkapnya..
Karakteristik Generasi Qur’ani
Pukul 5 pagi, udara jogja masih sejuk tanpa kumpulan asap-asap knalpot yang menghitam. Lalu lalang kendaraanpun masih bisa dihitung dengan jari. Sangat kontras bila dibandingkan kondisi lima atau enam jam berikutnya. Udara yang panas, racun-racun karbon monoksida yang beterbangan menyelimuti kawasan jalan, serta padatnya hilir mudik kendaraan yang entah berapa jumlahnya.
Kukayuh sepeda menuju sebuah masjid, berharap liqo’at pagi ini belum dimulai. Aku terlambat bangun, karena seharian kemarin baru saja pindahan kos.
Sampai di sana, ternyata baru ada empat ikhwah yang lain. Langsung kuambil mushaf melanjutkan tilawah yang sempat tertunda.
Materi tadi pagi membahas tentang isi dari sebuah buku karya Sayyid Quthb yang berjudul Ma’alim Fi Ath-Thoriq. Salah satu babnya beliau menjelaskan tentang 3 karakteristik generasi Qur’ani yang istimewa. Baca Selengkapnya..
Mahasiswa Kupu-Kupu, Kura-Kura dan Kutilang…
Syawalan ETC (Engineering Tarbiyah Center) sore tadi diadakan di taman Mushola Pasca. Tempat yang sangat mendukung untuk mempererat ukhuwah antar sesama kader tarbiyah. Semilir angin yang berhembus semakin menambah kesejukan suasana hati yang sudah sejuk dengan silaturahmi itu.
Satu hal menarik yang bisa kudapat dari syawalan ETC itu diantaranya sebuah games Ta’aruf, dimana semua kader harus hafal secara detail semua kader ETC yang hadir di sana. Mulai dari nomor hp, alamat, keluarga, kosan dan lain sebagainya. Ada juga tukar kado yang ditujukan untuk semakin mempererat ukhuwah antar sesama ETC-ers.
Sebuah Taujih penutup dari akh Guntoro (Teknik Sipil 05) melengkapi acara syawalan sore tadi. Beliau menyampaikan tentang cara kita membuat mindset bagi kesuksesan hidup.
Dalam dunia kampus dikenal tiga tipe mahasiswa yang tidak boleh dijadikan model mahasiswa, yaitu: Mahasiswa KUPU-KUPU, Mahasiswa KURA-KURA, dan Mahasiswa KUTILANG. Apa perbedaannya??… Baca Selengkapnya..
TaJil…..sebuah ironi????
Berbicara masalah ta’jil, kita tentu masih teringat suasana Ramadhan yang sebulan lalu telah kita lewati. Suasana penuh keindahan yang Allah berikan pada kita hanya sebulan sekali.
Sedih…atau senang…. tergantung bagaimana kita menyikapinya. Tapi selayaknya, perasaan sedihlah yang harus hinggap di hati kita. minimal HINGGAP. Jangan sampai tak ada sedetikpun rasa sedih itu kita rasakan. Bayangkan, bila ada tamu istimewa datang ke rumah kita, seorang presiden, atau seorang ulama, tentu kita ingin ia berlama-lama berkunjung kerumah kita. Tatkala ia pergi, rasa haru pasti terasa.
Ya…itu sekedar sedikit flashback kita sebulan lalu. Bukan Ramadhan yang akan dibahas kali ini tapi kini ada satu masalah penting yang perlu kita cermati dan jadikan pelajaran, untuk bisa memberikan kita sebuah nasehat tentang liku kehidupan ini.
TAJIL…..aneh??
Tajil memang enak buat buka-bukaan pas ramadhan, eiiit..tapi tunggu dulu …tajil yang ini dilarang oleh agama lho. Apa sih ??? Jadi bingung….. lanjut Baca Selengkapnya..
Komentar Terbaru