Mahasiswa Kupu-Kupu, Kura-Kura dan Kutilang…


Syawalan ETC (Engineering Tarbiyah Center) sore tadi diadakan di taman Mushola Pasca. Tempat yang sangat mendukung untuk mempererat ukhuwah antar sesama kader tarbiyah. Semilir angin yang berhembus semakin menambah kesejukan suasana hati yang sudah sejuk dengan silaturahmi itu.
Satu hal menarik yang bisa kudapat dari syawalan ETC itu diantaranya sebuah games Ta’aruf, dimana semua kader harus hafal secara detail semua kader ETC yang hadir di sana. Mulai dari nomor hp, alamat, keluarga, kosan dan lain sebagainya. Ada juga tukar kado yang ditujukan untuk semakin mempererat ukhuwah antar sesama ETC-ers.
Sebuah Taujih penutup dari akh Guntoro (Teknik Sipil 05) melengkapi acara syawalan sore tadi. Beliau menyampaikan tentang cara kita membuat mindset bagi kesuksesan hidup.
Dalam dunia kampus dikenal tiga tipe mahasiswa yang tidak boleh dijadikan model mahasiswa, yaitu: Mahasiswa KUPU-KUPU, Mahasiswa KURA-KURA, dan Mahasiswa KUTILANG. Apa perbedaannya??…

1. Mahasiswa KUPU-KUPU
Mungkin sebagian besar mahasiswa termasuk dalam kategori ini, KUliah PUlang-KUliah PULang. Aktifitasnya hanya terpaku pada kegiatan perkuliahan, setelah itu ia tak mau peduli dengan aktifitas kampus. Baginya kampus hanya tempat untuk belajar kurukulum perkuliahan saja.

2. Mahasiswa KURA-KURA
Kuliah sampai bolos karena rapat. KUliah RApat-KUliah RApat. Organisasi tujuan utama ia kuliah. Baginya kuliah hanyalah formalitas, yang terpenting adalah bagaimana mampu bersosialisasi dan berorganisasi. Tak ada salahnya memang, tapi mahasiswa yang dibutuhkan bangsa dan umat saat ini adalah mahasiswa ideal. Apa itu mahasiswa ideal? Akan dibahas lebih lanjut pada postingan berikutnya.

3. Mahasiswa KUTILANG
KUliah tidur, rapat menghilLANG. Saat dosen menjelaskan di kelas kerjaanya tidur. Saat ada undangan untuk rapat, tanpa ada konfirmasi yang jelas ia menghilang.

Satu hal lagi jang jadi Mahasiswa 3K (Kampus, Kantin, Kos). Jadilah mahasiswa 100% yang bisa berkontribusi bagi umat dan bangsa ini. Karena mahasiswa yang ‘menguasai’ kampus saat ini, ialah yang akamn memipin negeri ini. Tetap semangat perbaiki diri!!!!

About jupri supriadi

unzhur maa qaalaa walaa tanzhur man qaalaa

8 responses to “Mahasiswa Kupu-Kupu, Kura-Kura dan Kutilang…”

  1. D Last Ito says :

    haha…

    gw kayaknya yg kura-kura jup..

    g tau knp gw males bgt kuliah..tapi kalo udah kegiatan di kampus langsung jd semangat…sakit sampai dibelai-belain datang

  2. qiera says :

    kalo ke mall-nya buat kerja sambilan gimana? 😛

    visit me

  3. Jup'S says :

    Ya monggo, tergantung niatnya….

  4. yulyan says :

    kalo gw kayaknya KUPU-KUPU jup
    (KUliah Push Up-KUliah Push Up)
    karena telat masuk push up dulu.
    hehe…

  5. Patrick Samosir says :

    Mahasiswa kupu-kupu

    Salah satu istilah yang mungkin sering kita jumpai pada dunia kampus adalah mahasiswa kupu-kupu. Istilah ini acapkali digunakan untuk memberi kesan negatif.

    Benarkah?

    Di bawah ini saya mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan mahasiswa kupu-kupu, dan mencoba menjawab benar tidaknya istilah ini memberi kesan negatif.

    Dari berbagai sumber, ntah terpercaya atau tidak, ada dua cara yang bisa menjelaskan tentang mahasiswa kupu-kupu ini.

    Cara yang pertama, memanjangkan istilah itu. Mahasiswa kupu-kupu bila dipanjangkan adalah mahasiswa (ku)liah-(pu)lang (ku)liah-(pu)lang.

    Tentu bila saya memperoleh penjelasan demikian, dan mengatakan ini memberi kesan negatif, maka akan mencuat banyak pertanyaan, di antaranya adalah: sebenarnya apa sih yang seharusnya dilakukan mahasiswa sehingga kuliah-pulang kuliah-pulang berkesan negatif? apa harus terselip kuliah-bermain di kampus-pulang? atau kuliah-nongkrong di kampus-pulang? bukannya untuk bermain dan nongkrong bukan kampus tempatnya? atau lagi, kuliah-mengikuti unit kegiatan mahasiswa-pulang? setau saya unit kegiatan mahasiswa adalah sarana belajar bersosialisasi atau berorganisasi, tapi belajar itu tidak harus di kampus juga kan?

    Cara yang kedua, membandingkan istilah itu. Sudah barang tentu membandingkan mahasiswa kupu-kupu dengan kupu-kupu sebenarnya, apakah memiliki kecocokan. Tentu menempelkan kupu-kupu pada kata mahasiswa tidak bermaksud sembarangan, maksudnya dipergunakan bila memiliki kecocokan dengan kupu-kupu sebenarnya. Lantas apa kecocokannya? Kupu-kupu setelah menghisap madu bunga langsung pergi, mungkin penjelasan ini sama dengan kuliah-pulang yang di atas. Rasanya hal tersebut tidak cukup, masa penggunaan kupu-kupu karena hanya satu kecocokan. Apa kecocokan lain?

    Selain dikenal sebagai hewan indah, kupu-kupu juga hewan yang membantu dan bermanfaat (karena penyerbuk). Nah apakah mahasiswa kupu-kupu ini mahasiswa yang indah, yang membantu dan bermanfaat sebagaimana kupu-kupu sebenarnya? Mari kita membandingkannya lagi dengan istilah lain untuk menemukan jawaban yang akurat.

    Istilah lain yang menggunakan kata kupu-kupu, dan sudah pasti tidak asing lagi adalah kupu-kupu malam.

    Seperti kita tau, istilah ini artinya pekerja seks komersial. Bila kita membandingkan istilah ini dengan kupu-kupu sebenarnya, apakah memiliki kecocokan juga? Sesuai di atas, kupu-kupu setelah menghisap madu bunga langsung pergi, kupu-kupu indah, kupu-kupu juga membantu dan bermanfaat. Bagaimana dengan pekerja seks komersial tersebut, apakah demikian? tentu iya! pekerja seks komersial setelah “melakukannya” langsung pergi, sebagaimana mestinya sebuah kesepakatan. Pekerja seks komersial terlihat indah di mata pelanggannya. Dan bagi pelanggan, kehadiran pekerja seks komersial tentu membantu dan bermanfaat. Jadi, istilah kupu-kupu malam yakni pekerja seks komersial memiliki kecocokan dengan kupu-kupu sebenarnya.

    Nah setelah mencocokkan, kupu-kupu sebenarnya dengan kupu-kupu malam, dan balik ke pertanyaan yang belum terjawab tadi. Apabila melalui cara kedua, apakah mahasiswa kupu-kupu ini mahasiswa yang indah, yang membantu dan bermanfaat? bila penggunaan istilah kupu-kupu memang harus memiliki kecocokan sebagaimana kupu-kupu sebenarnya, tentu sudah seharusnya mahasiswa kupu-kupu ini adalah mahasiswa yang indah, yang membantu dan bermanfaat sebagaimana telah diperbandingkan di atas!

    Jadi menurut penjelasan kedua cara di atas, benarkah mahasiswa kupu-kupu yang indah, membantu, dan bermanfaat ini memberi label negatif? tentu tidak! dan tak ada lagi yang perlu ditakutkan bila dilabeli mahasiswa kupu-kupu. Hidup mahasiswa kupu-kupu! haha..

  6. runD says :

    Ada beberapa alasan mengapa banyak mahasiswa memilih menjadi kupu-kupu:
    1. Tidak ada waktu untuk berorganisasi di kampus karena ada kesibukan lain
    2. Rumah jauh sehingga takut kehabisan waktu bila berorganisasi(ini kalau tidak mau kos)
    3. Ingin lulus secepatnya sehingga benar-benar berfokus pada kuliah saja
    4. Menganggap berorganisasi di kampus itu buang-buang waktu saja dan berpikir bahwa berorganisasi itu tidak harus di kampus(kira-kira mirip nomor 1)
    5. dll…
    Ini pendapat saya saja yah, kalo ada yang salah saya minta maaf…
    saya juga kupu-kupu dan alasannya kira-kira seperti yang sudah saja sebut di atas…

Tinggalkan komentar