4 tahun yang lalu….


Liburan semester telah hampir usai…
Sayangnya libur yang cuma dua minggu ini gak terasa seperti liburan sebelumnya. Ketika pulang ke rumah, saya sudah mengagendakan untuk berkunjung ke Insan Cendekia, Main ke rumah teman-teman SMA, silaturahmi ke ‘mantan’ murobbi saya, dll…
Tapi sayang, sepertinya saya memang harus terus berada di rumah. Kondisi cuaca daerah Bogor dan sekitarnya, terutama di musim penghujan ini rupanya menjadi salah satu penghambat agenda yang saya ingin lakukan ketika liburan ini.
Bersyukurlah teman-teman SMA -yang meskipun sudah 4 thn tak lagi bersama- masih mau menyempatkan diri untuk silaturahmi ke rumah saya.

Jum’at Kemarin, saya berusaha untuk melakukan ‘kunjungan balasan’ sekaligus menghadiri undangan kegiatan Pembukaan Mentoring di SMAN 1 Parung. Sudah banyak yang berubah dari sekolah yang sudah saya tinggalkan 4 tahun yang lalu ini. 4 tahun sudah saya telah meninggalkan teman-teman terbaik di Rohis, SNBI, dan Nevar. 4 tahun lalu pula masa-masa SMA pernah saya lalaui bersama dengan teman-teman di SMAN 1 Parung. Namun , bukan berarti persahabatan itu harus putus apalagi berakhir karena terpisah oleh jarak. Persahabatan sejati takkan pernah pupus meski jarak dan waktu memisahkannya. Itulah yang saya alami di sekolah ini. Sekolah yang dulunya menjadi motor bagi saya untuk bisa masuk ke Insan Cendekia dan juga menjadi tempat saya menemukan arah sebenarnya pendidikan yang saya tempuh.

Sekolah itu kini sudah berubah. Perubahan itu baik dari segi fisik maupun sistem pembelajarannya. Sekarang bangunannya bertambah sehingga menjadikan sekolah tersebut semakin sempit karena lapangan yang dulunya dijadikan tempat olahraga, sekarang telah tergantikan dengan bangunan baru yang entah untuk apa. Tapi kalau dilihat sekilas dari bentuknya sih seperti ruang pertemuan atau GSG Insan Cendekia. Sistem KBM nya pun sudah berubah, dari yang dulunya memakai sistem MOving Class (setiap jam pelajaran pindah kelas), kini kembali seperti SMA lainya. Ada baiknya memang, waktu KBM tidak terbuang percuma karena perpindahan ruangan kelas yang terkadang siswa harus berpindah kelas dari satu ujung ke ujung lainnya.

Kembali ke tempat yang dulunya menjadi tempat favorit masa-masa SMA. Mushola Al-Jihad. Sebuah bangunan kecil yang dulunya menjadi tempat saya dan teman-teman memulai kegiatan Mentoring. Saya patut bersyukur karena angkatan saya dan teman-teman satu angkatanlah yang merasakan masa-masa awal perjuangan dakwah di SMA ini. Kegiatan yang sebelumnya belum pernah ada dan dilaksanakan secara Formal di Institusi pendidikan ini, mulai menunjukkan tajinya setahun berikutnya. Betapa tidak, seorang ketua Rohis, Ketua OSIS, Ketua MPK, Ketua Ekskul Karate dan bahkan iswa berprestasi terbaikpun semuanya dipegang oleh kader-kader hasil binaan Halaqah itu. Bukan bermaksud berbangga hati atau merasa puas dengan capaian itu, tapi itulah bukti bahwa Prestasi ataupun Organisasi bukan menjadi penghalang bagi kita untuk terus memperdalam ilmu agama serta menjadi penyeru-penyeru dakwah bagi kawan terdekat kita. Itulah yang perlu diketahui oleh teman-teman sekalian, bahwa ilmu agama pasti berbanding lurus dengan kesuksesan hidup seseorang. Bukan berarti bila kita terus belajar agama, ilmu dunia kita akan ketinggalan. Lantas apa yang harus kita lakukan bila sudah banyak paradigma berpikir masyarakat bahwa tidak perlulah mengikuti halaqah/mentoring., tidak perlulah memakai jilbab yang syar’i (bagi Akhwar)., tidak perlulah ikut Lembaga Dakwah Kampus., yang penting kita sholat 5 waktu dan yang wajib-wajib saja. Untuk itu, marilah kita buktukan bahwa kader-kader dakwah tidak terpinggirkan secara akademis, mari kita buktikan bahwa para akhawat bisa berprestasi, para ikhwan bisa memiliki kapasitas yang mumpuni di bidangnya. sudah bukannya zamannya lagi kader-kader dakwah identik dengan IP jeblok, sudah bukan zamannya lagi kader dakwah sering bolos kuliah. Saatnya kita buktikan kepada dunia bahwa kader dakwah adalah orang-orang yang bisa kompeten dan profesional dibidangnya masing-masing.
Dakwah masa kini sudah mulai memasuki ranah Akademis yang membutuhkan orang-orang yang berkapasitas intelektual yang bagus serta berkapasitas spiritual yang baik. Mengenai Dakwah Akademis, nanti saja dibahasnya………..

About jupri supriadi

unzhur maa qaalaa walaa tanzhur man qaalaa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: