Teruslah Berjuang…..
Masih hangat dalam ingatan ketika malam pukul 22.00 saat mempersiapkan Ujian yang tinggal sebentar lagi, sebuah pesan singkat masuk ¨Akhi, usahakan malam ini datang ke stadion, ada yang harus kita kerjakan untuk acara besok¨. Atau setiap minggu kita harus membelah kota Jogja, menelusuri jalan-jalan, dari rumah ke rumah dengan setumpuk kertas dan poster-poster padi emas. Itu semua adalah perjuangan, bukan paksaan. Biarlah beberapa bulan tak bisa merasakan indahnya hari ahad di sunmor kampus, atau futsal bersama kawan-kawan, karena ternyata kenangan itu jauh lebih indah da lebih bermakna dari pada hanya sekedar mengisi hari ahad dengan beralaskan selimut dikasur. Itu sudah berlalu, ya… memang sudah berlalu. Tapi spirit kemenangan itu harus tetap ada. Tidak boleh tergerus oleh waktu. Yang namanya Perjuangan tidak kenal waktu dan tidak kenal tempat. Karena kata Imam Hasan Al-Bashri, ketika ditanya oleh muridnya, ¨sampai kapan kita akan berhenti berdakwah?¨. Jawabnya: ¨sampai kaki kita menginjak Syurga¨.
Meskipun pada akhirnya, target itu tidak tercapai. Meskipun roundtext2 yang terpasang kini sudah usang, meskipun tempat kedua tak berhasil dicapai, tentu ada sebuah pesan yang ingin Allah sampaikan pada kita. Teruslah berjuang, kita sedang diuji sejah mana kemampuan maksimal kita,. Karena boleh jadi selama ini perjuangan kita belum maksimal atau banyak kemaksiatan yang kita lakukan sehingga Ia menunda kemenangan itu… Wallahu aĺam.
Akhir-akhir ini, mungkin kita merasa kecewa, kenapa para qiyadah harus mengambil keputusan seperti sekarang ini. Jawabannya adalah sebuah pertanyaan lagi. ¨sudah seberapa jauh dan seberapa dalam ilmu yang antum miliki hingga mampu memahami keputusan yang diambil para qiyadah.?¨ Kekecewaan mungkin saja muncul karena kita sebagai jundinya tidak mengetahui alasan kuat mengapa keputusan kontroversial itu harus diambil. Lagi-lagi, sudah saatnya kita belajar lebih dalam tentang ilmu syuro. Bukankah keputusan itu disepakati berdasarkan hasil syuro’para qiyadah. Bukankah dulu ketika perang Uhud pun Rasulullah bermusyawarah terlebih dahulu dengan para sahabat. Sang RAsul pun menerima kesepakatan hasil syuro’untuk berperang di luar kota Madinah meski pada awalnya Beliau menyarankan tetap bertahan di dalam kota Madinah. Itulah esensi syuro´. Bisa jadi kita tidak menyetujuinya. Namun ketika hasil syuro’sudah ditetapkan, tidak ada lagi alasan untuk menentangnya.
Dulu kita pernah berfikir bagaimana caranya 4X2= 20/100…. Tidak realistis memang. Tapi entahlah, itu sudah berlalu. Mungkin saat ini kita harus mengubah operator perkaliannya menjadi operator pembagian. 4:2 = 2…. Ya ´2´.
Bagaimana menurutmu kawan?
Komentar Terbaru