Konferensi Internasional Perubahan Iklim 8-10 Maret 2010
Beberapa pekan lalu baru saja diselenggarakan kegiatan Konferensi Internasional Perubahan Iklim yang bertajuk “International Conference and workshop on the role or higher education in adapting to eco-system and climate Change”. Bertempat di ruang seminar Pasca sarjana UGM, acara tersebut dihadiri oleh sejumlah delegasi dari berbagai negara, sperti India, Srilanka, Malaysia, Vietnam, Filipina, Jepang, Thailand dan Australia. Kegiatan konferensi yang siselenggarakan pada tanggal 8-10 Maret ini juga dihadiri oleh Menti Pekerjaan Umum RI, Bpk Dr. (HC). Ir. Djoko Kirmanto, Dip. HE dan Prof. Emil Salim.
Kegiatan hari pertama di selenggarakan di ruang seminar Pasca Sarjana yang dibuka dengan sambutan oleh rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Sudjarwadi diiringi dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi yang sangat baik kepada seluruh panitia dan juga peserta yang telah peduli terhadap dampak perubahan iklim yang sedang terjadi.
Kegiatan hari kedua diisi dengan kunjungan lapangan (fieldtrip) ke kawasan hutan pendidikan Wanagama. Hutan yang terletak di daerah Gunung Kidul ini merupakan kawasan hutan pendidikan percontohan dan terbesar se Asia Tenggara. Hutan pendidikan yang memiliki luas 600 Ha ini terletak kurang lebih 35 km dari kota Jogja.
Yang menjadi keunikan dari hutan ini adalah, profil tanahnya yang dipenuhi oleh bebatuan sehingga sering disebut batuan bertanah. Dulunya, kawasan ini merupakan bukit-bukit bebatuan yang sangat gersang sampai akhirnya pada tahun 1966, beberapa profesor dari Fakultas Kehutanan UGM berinisiatif untuk melakukan uji coba penghijauan kawasan tersebut. Dan pada akhirnya, hasil kerja keras mereka dapat kita lihat sekarang ini di Wanagama, dimana kesan Gunung Kidul yang gersang seolah sirna dengan keberadaan Wanagama tersebut.
Daerah kunjungan lapangan kedua adalah Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Desa ini merupakan desa binaan Fakultas Teknik UGM melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Program Pengembangan Masyarakat (KKN-PPM). Melalui kegiatan KKN-PPM ini mahasiswa mencoba untuk mengatasi masalah kekurangan sumber air untuk kehidupan sehari-hari mereka. Mengingat teksur tanah daerah tersebut yang sangat gersang dan berbatu. Melalui berbagai penelitian, ditemukanlah sumber air yang selama ini belum dimanfaatkan oleh warga sekitar, yaitu air di Gua Plawan. Sumber air dipompa dari sungai bawah tanah di dasar Gua Plawan dengan ketinggian 103 m dari daerah pemukiman warga.
Hari terakhir merupakan agenda inti dari konferensi ini, yaitu penyusunan kurikulum perubahan iklim untuk dimasukkan ke dalam kurikulum kampus yang menjadi bagian dari UN-CECAR (University Network for Climate and Ecological Change Adaptation Research)
Acara yang diselenggarakan selama 3 hari ini merupakan kerjasama antara United Nation University (UNU) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) serta melibatkan 3 lembaga kemahasiswaan yang berada di UGM, yaitu BEM Fakultas Teknik, Gama Cendekia, dan Cendekia Teknika. Semoga ini menjadi langkah awal yang baik bagi UGM untuk terus berkontribusi bagi dunia. Meskipun baru pertama kali mengadakan kegiatan bertaraf internasional, kepanitiaan yang dijalankan oleh mahasiswa ini mendapat apresiasi yang sangat baik dari para peserta konferensi. “…memang benar, yang kita butuhkan bukanlah superman, atau bahkan super women,,tapi yang kita butuh adalah super team! dan itulah kepanitiaan Climate Change Conference! unik, beragam, tapi solid!” Ungkap Dede Miftahul Anwar yang merupakan koordinator kepanitiaan dari mahasiswa.
Komentar Terbaru