Surat Cinta untukmu Mahasiswa baru.
Surat Cinta untukmu Mahasiswa baru.
Seperti petak-petak sawah kering yang merindukan turunnya hujan……
Seperti ujung dedaun yang merindukan sentuhan angin……
Seperti malam-malam dingin yang merindukan sang mentari….
Seperti bibir pantai yang senantiasa menanti datangnya buih ombak….
Seperti itulah kami menantimu….
Assalamu’alayukum warahmatullahi wabarakatuh….
Salam terindah dan salam tertinggi kami sampaikan kepadamu wahai pemuda-pemudi terpilih. Salam penuh cinta yang akan menyejukkan segala kegersangan hati dan kehampaan jiwa. Salam yang senantiasa menjadi pembuka pintu keberkahan dan kasih sayang Nya.
Tahukah kawan.., bahwa setiap tahun, hati kami selalu diliputi rasa cemas, hati kami tidak tenang saat-saat dimana adik-adik baru kami menapakkan kaki di bumi gadjahmada ini. Pun begitu pula saat wajah-wajah baru yang hadir di tanah grafika ini, kami selalu khawatir, seperti apakah nantinya calon-calon penerus bangsa yang akan menjadi bagian dari keluarga besar kami.
Kami tak kuasa menahan haru bercampur bahagia, saat kalian kami menjadi bagian dari mutiara-mutiara indah yang akan siap menghiasi kawah candradimuka ini. Juga, rasa sesak dan gelisah terlintas di hati kami, ketika kami menyaksikan berbagai drama keangkuhan anak-anak muda yang sudah terpoles zaman globalisasi ini menyeruak memenuhi pemandangan bumi teknik ini.
Ah.., tapi kami selalu bersyukur, bahwa setiap tahun ada saja para penyeru kebaikan yang datang dan menjadi bagian dari perjuangan kami. Selalu saja ada orang-orang baik yang membersamai kami dalam meniti jalan kebaikan ini. Kami berharap secercah harapan kembali muncul dan menguatkan tekad kami untuk membangun teknik menjadi lebih baik lagi. Kami yakin, bahwa harapan itu datang bersama kalian, mahasiswa baru.
Saudaraku, tahukah engkau bahwa kami sangat mencintaimu?. Benar, kami sangat mencintaimu. Tidakkah engkau mendengar sabda Nabi kita tercinta, “Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri.” Bagaimana kami tidak mencintaimu, jikalau Rasulullah saja selalu memikirkanmu. “Ummati…Ummati…” Jauh sebelum kau dilahirkan. Berabad-abad yang lalu.
Saudaraku, selembar surat ini adalah salah satu wujud cinta kami pada kalian. Memang tidak seberapa arti selembar kertas, namun yang kami inginkan adalah agar kalian tahu betapa kami sangat mencintaimu. Kami ingin agar kalian pun selalu mencintai Nya.
Pun, jika cinta kami ditolak. Kami akan tetap mencintai kalian. Tidaklah mengapa kalau kalian membuang selembar surat ini, asalkan kalian tetap mencintai Nya. Tidaklah mengapa kalian mengacuhkan cinta kami, asalkan kalian tetap mencintai Nya. Tidaklah mengapa kalau kalian tidak mengenal kami, asalkan kalian tetap mengenal Keagungan Nya.
Saudaraku, di kampus ini banyak yang bisa kalian lakukan. Banyak ilmu yang bisa kalian dapatkan. Banyak teman yang bisa kalian jadikan sahabat seperjuangan. Tidaklah mengapa jika kalian aktif di Lembaga Dakwah, juga tidak mengapa kalian aktif di BEM, juga tidak mengapa kalian aktif di Kelompok Studi, pun juga tidak mengapa kalian mengikuti lembaga ekstra kampus atau bahkan sama sekali tidak mengikuti kesemuanya. Asalkan kalian tetap mencintai Nya. Asalkan kalian tetap menjadi kekasih Nya.
Wahai sudaraku, betapa kami ingin memanjatkan doa dalam sujud-sujud panjang kami, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan cinta hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru di jalan-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tak pernah redup, lapangkanlah dada kami dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu.
Bagimu saudaraku yang sedang membaca surat ini, salam cinta nan hangat dari kami, Sahabat seperjuanganmu, KELUARGA MUSLIM TEKNIK.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Jadi inget saat menjadi maba….
ckck…ck…
tak terasa ya klo skrg udah tuwa….
semakin sedikit orang-orang yang bisa kita panggil ‘mas/mbak’..
disaat yang bersamaan banyak panggilan ‘mas/mbak’ terdengar menyapa kita …..
sudah saatnya kita menyiapkan pengganti..