Siasat Pengalihan
Bertanyalah kita. Tentang siapa kita. Di dunia bisnis dan di lingkar-lingkar kekuasaan, sebenarnya pertarungan hanya soal strategi mengkreasi siasat pengaliahan.
Di dunia dagang, sebuah tumbuhan di pinggiran kali atau di pekarangan belakang, tiba-tiba begitu populer dengan nama latin, dihargai dengan ratusan ribu hingga jutaan. Lalu ketika telah terjadi perputaran uang besar di tangan para bandar yang mengkreasi euforia itu, tiba-tiba semuanya berubah tak berharga. Cabe yang tiba-tiba melangit harganya pun diyakini banyak pihak merupakan ulah para spekulan. Dahulu tiba-tiba sebuah perusahaan melejit di pasar modal, karena menggambarkan dan menggemborkan bahwa mereka menemukan kandungan emas sangat melimpah di Kalimantan. Maka uang pun terkeruk dari perdagangan saham. Tapi semuanya hanya siasat pengalihan. Kisah emas yang menggunung tak ada. Salah satu pimpinannya pun bunuh diri dengan cara yang sangat mengesankan. Sebaliknya ada perusahaan milik negara yang sangat strategis diberi bobot yang murah. Lalu di perdagangan saham dalam waktu sekejap terjadi kenaikan hingga dua kali lipat.
Bertanyalah kita. Tentang siapa kita. Di tengah dunia bisnis yangpenuh dengan siasat pengalihan seperti itu, mungkin kita orang-orang lugu yang tak mau mengerti. Tapi dalam transaksi ekonomi sangat makro yang saling terhubung, kita pasti terkena dampaknya.
Di ranah sosial, tempat sebagian orang merasa menjadi bintang, siasat pengalihan juga tumbuh subur secara menggelikan. Maka seorang pelaku asusila yang telah mengguncang norma kepatutan, tiba-tiba bisa membangun opini sebagai orang yang tertindas. Dibantu puluhan pendamping, ia pun mencari pembelaan dengan mendatangi Komisi Nasional HAM.
Di ranah kekuasaan, bila sebuah masalah telah begitu mengganggu suasana hati penguasa yang punya jabatan maupun penguasa tanpa jabatan, para kreator pengalihan secara gesit dan lincah menciptakan sias. Bahkan bila pun dengan permainan yang membaa mati nyawa dan mati rasa. Lalu tiba-tiba terjadi arus deras pengendalian massa melalui peristiwa buatan, diiringi gelombang analisa media, reaksi jejaring pengamat, dan kelompok-kelompok penekan. Suasananya begitu riuh. Di tengah kegaduhan yang menyesakkan seperti itu, bertanyalah kita. Tentang siapa kita.
Siasat pengalihan seringkali disukseskan bukan oleh inti peristiwa dan aksinya. Tapi digegapkan secara gempita oleh para penafsir jarak jauh. Disukseskan dan mendapat ‘merek’ tertentu melalui lidah dan pikiran para penafsir jarak jauh itu. Para penafsir itu kadang memang benar-benar jauh secara jarak fisik dari lokasi peristiwa. Kadang benar-benar jauh secara jarak persepsi dari inti peristiwa.
Di tengah siasat-siasat pengalihan yang sering berujung malapetaka, lalu hari-hari sesudah itu milik para perancang tafsir dan pengumbar analisa, bertanyalah kita. Tentang siapa kita.
*dikutip dari Dirosat Tarbawi Maret 2011
Siapa Layak Mendapat Pertolongan Allah?
Hampir semua orang pernah mengalami masa-masa sulit. Ibarat air laut, hidup ini kadang naik, kadang pasang surut. Ibarat samudera luas, kadang gelombangnya bergulung-gulung, kadang ia berubah sangat tenang. Bisa jadi kita menganggap itu semua hanya rutinitas hidup belaka. Lalu, apa arti dan rahasia dari semua itu? Banyak sekali. Yang paling mendasar di antaranya, bahwa di balik rutinitas itu ada hubungan istimewa antara kita dengan Allahh.
Pertolongan Allah itu pasti. Bantuan dan pertolongan Allah tidak datang begitu saja. Allah tidak akan memberi bantuan itu secara cuma-Cuma. Allah menghendaki bahwa pembelaan-Nya kepada orang beriman terwujud dengan adanya upaya dari mereka sendiri, agar mencapai kematangan dari celah-celah kesulitan yang mereka alami. Andai pertolongan Allah itu datang tanpa melalui susah payah, maka kenikmatan yang terjadi sesudah itu bisa saja akan menjadi penghambat munculnya potensi kekuatan seseorang.
Yang perlu diingat, pertolongan Allah itu tidak selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa saja sebaliknya, pertolongan Allah datang dalam bentuk yang kadang tidak tergambar dalam benak kita. Tapi pastikan itu adalah awal dari sesuatu yang baik.
Allah tidak menjadikan pertolongan-Nya sebagai sesuatu yang begitu saja jatuh dari langit. Lakukan apa saja upaya yang harus dilakukan sehingga kita layak mendapat pertolongan Allah. Mari mendekat lebih dekat kepada Allah, agar setiap saat kita selalu dalam bimbingan dan senantiasa mendapat pertolongannya.
_Tarbawi_ Menuju Keshalihan Pribadi dan Umat
Komentar Terbaru