Archive | Mei 2011

kita hidup juga untuk orang lain…


Ukhuwah adalah salah satu nikmat Allah yang tidak dapat digantikan, tidak bisalah kita ini membeli ukhuwah, kita telah dipersatukan oleh Allah dalam pekerjaan dakwah yang tidak semua orang memilikinya, karena dakwah itu pilihan hidup, dan tidak terpaksa untuk melaluinya, ada yang memilih untuk masuk berdakwah? Kalo bisa memilih mungkin lebih baik ga usah aja ya, udah mending ngurusi giginya sendiri, orang belajar 4 tahun jadi dokter gigi saja belum tentu blh mencabut, itu baru mengurusi gigi orang, apalagi kita ketika berdakwah, kita mengurusi umat, kalo 4 tahun trs dadaaahh dakwah,… tak cukup dakwah itu hanya berada dikampus saja.

Perjalanan ukhuwah pun begitu, tidak cukup sampai di taaruf saja, sampai ke taawun bahkan itsar itu pun mempunyai masa waktu yang panjang… seumuran hidup kita, dalam mengarungi dakwah ini. Setiap tahapan hidup yang kita pilih, kita tidak mengetahui kapan kita dipanggil oleh Allah, maka kalo kita diamanahi maka bersunguh-sungguhlah, pergunakanlah hal itu untuk meningkatkan kapasitas diri kita, kapasitas itu ada potensi ada pengembangan ada kemanfaatan, kalo orang sibuk itu malah cepat selesai/produktif, tapi kalo ga sibuk terkadang kita malah menyia-nyiakan waktu yang ada… artinya kita tidak boleh menafikan pertolongan Allah, nah pertanyaannya adalah layakkah kita menjadi orang yang ditolong Allah??? Allah itu memilih hamba dari apa yang telah kita lakukan/hasilkan, kesungguhannya dalam bekerja.

Bismillahirahmanirrahim,…. kita telah diamanahi oleh Allah, maka harapannya amanah ini yang dapat membanggakan diri kita ketika dipanggil oleh Allah. Senantiasa kita berusaha meningkatkan kapasitas kita diri bukan malah menjadi turun, dan tentu saja menjaga hati kita dari “ghil” ghil itu baru coretan dalam hati… belum sampai pada action.. baru perasaan tidak suka… perasaan ga sreg.. “kenapa kok saya diberi amanah ini” “mengapa saya di timkan dengan orang ini”… perasaan2 ini lah yang akan menggrogoti jama’ah kita, maka gigitlah keistiqomahan itu seperti akar pohon, sama seperti hudzaifah bertanya “ya rasulullah, bagaimana bila tidak istiqomah?” jawab rasul “gigitlah akar pohon” maksudnya tetap bertahan dalam jama’ah dan dalam naungan alqur’an dan sunnah.

*terinspirasi dari milis tetangga, semoga keberkahan menaungi kita semua

sms almarhumah ustazah Yoyoh


Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak diakhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan para wanita khadijah al kubro yang berjuang dg harta dan jiwanya? Atau dengan Hafsah binti Abu bakar yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena showwamah dan qowwamahnya? atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500 an hadits, sedang aku…. ehm 500 juga belum… atau dengan ummu Sulaim yang shobiroh atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. atau dengan siapa ya… ya Allah, Tolog beri kekuatan tuk mengejar amaliah mereka sehingga aku laik berbincang dengan mereka di taman firdausMu.

Almarhumah #Yoyoh Yusroh

Kapan terakhir kali kita menitikkan air mata?


Menitikkan air mata adalah fitrah manusia. Ia lahir karena banyak sebab; gembira, sedih, takut, haru, rindu, dan sebagainya. Seseorang bisa berlinang air mata karena haru mendapatkan kebahagiaan, dan seseorang juga bisa berurai air mata karena menyimpan kepedihan di hati.

Ibnu Qayyim Rahimahullah menyebut ada lebih dari sepuluh jenis air mata, namun hanya satu jenis air mata yang terbaik; air mata yang menetes karena takut kepada Allah. Dia merupakan indikasi kematangan iman. Dan Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka, laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu bisa kembali ke kambingnya.” (H.R. Tirmidzi)

Tapi air mata yang macam ini, kadang lama tak menetes dari pelupuk mata kita. Bahkan mungkin kita sudah lupa, kapan terakhir kita menitikkannya. Padahal sebenarnya, ada banyak tempat dan kesempatan yang kita temui, dimana seharusnya kita bisa membuat air mata itu mengalir.

*dikutip dari Majalah Tarbawi Edisi 235

hari-hari menuju Ramadhan…


Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ampunan

Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ganjaran
Mari kita menyambut dengan hati gembira

Mari kita menyambut dengan hati bahagia
Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam
Allah jadikan Ramadhan bulan penuh berkah

Allah jadikan Ramadhan bulan penuh rahmah

Perbanyaklah ibadah, jangan lupa dedekah

Perbanyaklah tadarus, jangan lupa shalawat
Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam
Selamat datang bulan yang siang harinya mulia

Selamat datang bulan yang malamnya pun mulia

Nafas dan tidur kita pun mendapat pahala

Dosa pun diampuni doapun diterima
Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam
Marhaban Ya Syahro Ramadhan Ya Syahro Shiyam

*Lirik lagu Marhaban Ya Ramadhan (Hadad Alwi feat Anti)

0rang-0rang tua…


Peganglah perkataan orang-orang tua. Meski mereka mungkin sedikit kehilangan tingkat analisisnya karena usianya, namun mata mereka sudah banyak menyaksikan ragam peristiwa dengan berbagai sudut pandang dan pelajaran. Juga, telinga mereka telah menerima informasi lebih banyak dari orang lain.

susah mendefinisikan mana 0rang-orang tua atau anak muda yang sebijak orang-orang tua, atauu bahkan orang-orang tua yang masih semanja anak muda. karena tidak ada patokan umur yang pasti untuk membedakan keduanya.

kadang, justru mereka yang secara usia lebih muda, cara berpikirnya lebih dewasa dan lebih bijak ketimbang para orang-orang tua.

siapakah para orang-orang tua? ah saya juga tak tahu siapa mereka, mungkin saya, mungkin anda, mungkin mereka…..

*yang pasti saya gak mau di sebut “pak” sekarang ini…. -.-‘

bla…bla…bla…


“Temans, besok sore tolong diagendakan untuk kita kumpul FULL tim KKN bla-bla-bla….”

“Jup, penelitian tentang bla-bla-bla kapan mau dianjutin…?”

“Mengundang antum dalam daurah bla-bla-bla,……… siapkan diri dan semangat antum”

“Akhy-Ukhty, syuro RO bla-bla-bla kembali menyapa, kita kumpul lagi yuk besok di bla-bla-bla…”

“Jup, kapan nih qt mau nggarap presentasi DinSis bla-bla-bla ?”

“Jup, udah dapet kelompok K.O blm?, ada tugas perancangan yg harus dikumpul seminggu lagi…”

“Teman-teman, besok qt lanjutkan program PKM bla-bla-bla qt, ingat bentar lagi Monev…”

“Ikhwah fillah, mohon kehadiran antum dalam syuro pekanan bla-bla-bla….”

“Reminder: Forga bla-bla-bla, siapkan kado terbaik antum..”

“Mas, ini seminar bla-bla-bla masih kekurangan dana, antum bisa tlg mencarikan dana g?”

“Jup, selasa besok ada guru-guru  mau datang ke jogja, tg disiapkan ikatan alumni bla-bla-bla.”

“Mas jup, kapan nih kita mau ngerjain tugas K.E., bla-bla-bla ntar malem bisa g?”

“Jupe, ahad sore kita ngambil gambar tugu bla-bla-bla ya, inget lho 2 pekan lagi, analisis ukuran tugu harus sudah selesai.”

“Akhy, draft bla-bla-bla sudah ane kirimkan ke email antm, kalau bisa pecan depan sudah selesai semua prokernya ya,  nanti pas rakornas di Riau sudah bisa antum presentasikan…..”

“Temen2 rumpun, ada tugas bwt antm untuk mewawancarai bla-bla-bla,,,,, rentang waktunya Cuma senin-rabu besok ya.”

“Akh, ane lagi futur nih, antum aja yang nge-handle tugas2 bla-bla-bla  ane sementara…”

“Teman-teman kelompok sinergi, pekan depan sudah presentasi akhir perancangan bla-bla-bla, silahkan selesaikan pembagian tugas yg kemarin sudah dibagikan.”

“Pak, si anu sedang ada masalah bla-bla-bla dengan si ini… tolong dibantu yak…”

“Rekan-rekan pemandu, tlg dikondisikan kelompok bla-bla-bla antum, paling tidak sebelum upgrading pekan ini sudah ketemuan dengan mereka.”

“Besok, qt bisa rapat membahas ini itu ga……??”

“Besok qt bisa ngerjain itu ga??”

“Besok qt bisa ketemuan ga??”

“Besok qt bisa rapat anu ga??”

“Besok bisa menyelesaikan PR itu ga??”

Dimana? Kapan? Apa? Bagaimana? Siapa?kenapa?

“Pak, mas, Jup, akhy,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”

MANA KOMITMEN ANTUM???

Tidak terlalu bermasalah seandainya sms-sms tersebut datang diwaktu yang tidak bersamaan, tapi apa jadinya kalau dalam sehari sms tersebut datang silih berganti memenuhi inbox…..

Saya mungkin tidak terlalu berharap agar tugas-tugas tersebut dihilangkan atau dimaklumkan, akan tetapi yang saya butuhkan adalah pengertian, bahwa saya juga butuh waktu untuk menyelesaikannya…

Ya Rabb,ajari  aku tersenyum meski pundak ini memikul beban,ajari aku berlapang dada meski banyak hal menyesakkan jiwa, ajari aku memaafkan meski banyak kesalahan dilakukan,ajari aku ttp rendah hati agar slalu bersyukur,anugerahkn kepadaku kenikmatan & kekhusyuan dlm bribadah kepadaMu… Aamiin…

terkadang tak harus dipaksakan…


Terkadang keputusan-keputusan besar itu tak harus dipaksakan dengan logika-logika terbatas dalam diri. Sebab yang dibutuhkan adalah besarnya keyakinan kita pada Rabb…..

Terkadang membangun iman tak harus dipaksakan dengan suasana hati. Sebab yang dutuhkan adalah amal yang tak henti di simpang masa…..

Terkadang setiap letihnya perjuangan tak harus diekspresikan dengan raga yang lemah. Sebab yang dibutuhkan adalah jiwa kokoh yang selalu menopang raga…..

Terkadang setiap masalah yang dihadapi tak harus dipaksakan dengan solusi manusiawi yang penuh keterbatasan. Sebab yang dibutuhkan adalah kerendahan hati dalam ikhtiar langit di hening malam…..

Terkadang Allah mendidik hambaNya dengan cara-cara unik yyang sulit dijangkau akal dan pikiran. Sebab yang dibuthkan adalah hanya berbaik sangkai padaNya dalam balutan keikhlasan…..

_teguran dari saudara seiman di pagi hari_

Ummat ini sedang diuji…


Ummat ini sedang diuji

Ada rasa gelisah, galau atau apapun lah namanya yang menggelayuti pikiran dan hati akhir-akhir ini. Rentetan peristiwa menyedihkan dan mengikis harapan bertubi-tubi menerpa ummat ini. 

Mulai dari tuduhan teroris, ummat yang radikal, ummat yang intoleran, sampai berbagai hinaan ditujukan kepada tokoh-tokoh Islam.

Ada ustadz yang karena poligami, lalu dicerca habis-habisan. Fotonya tersebar dimana-mana. Gosip gunjingan dan cemoohan tak henti-hentinya mengalir dari mulut masyarakat kita sendiri, bukan dari siapa-siapa, bahkan dari ummat ini sendiri.

Ada politisi muslim yang berbuat khilaf lalu masyarakat mengubur dalam-dalam kontribusinya untuk negeri ini, hingga terasa tak berbekas sama sekali. Lalu menganggap semua politisi itu kotor, taka da yang layak untuk dipercaya.

Ada lagi isu pembubaran rohis, yang diduga jadi sarana pembinaan teroris.  Rohis dianggap menanamkan nilai-nilai intoleran. Rohis dianggap sarang pembibitan gerakan radikal, dan pada akhirnya proses pengkaderan generasi muslim akan terus diobok-obok, dirusak hingga generasi ini rusak.

Ada pula film-film propaganda ummat Islam, yang membuat ummat ini marah, betapa kejamnya si sutradara yang mengaku muslim itu menggambarkan Islam dengan sangat egois. Menghina ummatnya sendiri.

Belum selesai booming film pertama, muncul lagi film kedua. Tentang sosok pimpinan ormas Islam yang katanya berjiwa pluralis. Sosok yang begitu dielu-elukan karena pemikirannya yang menganggap semua agama itu sama.

Tak cukup lewat film pluralisme, ummat ini juga diserang lewat film-film porno. Begitu gampangnya rumah-rumah produksi mendatangkan artis-artis biadab itu menghiasi layar lebar Indonesia.

NII, satu bahan ejekan lagi bagi ummat ini. Yang pada akhirnya akan menimbulkan persepsi dalam masyarakat bahwa Islam itu kejam, Islam itu agama yang menghalakan segala cara untuk merampas harta orang lain yang kafir.

Para orang tuapun semakin takut, bila anak-anaknya ikut organisasi keagamaa, takut bergabung dengan organisasi yang mengajarkan terorisme, takut bergabung dengan NII, takut bergabung dengan rohis yang katanya radikal. Tapi disisi lain, para orang tua dengan nyamannya membiarkan anak-anak mereka pergi ke tempat-tempat hiburan, pergi dengan teman yang bukan muhrimnya. Orang tua dengan bangganya ketika melihat kelakuan anaknya seperti artis. Hobi hura-hura, suka gonta-ganti pasangan, hamil di luar nikah. Jauh dari agama. Karena agama dianggap sumber masalah.

Ya Allah, ummat ini sedang Engkau uji.

Tapi hamba yakin, Engkau sedang memilih siapa yang Engkau kehendaki untuk memperbaiki ummat ini.

Engkau pasti punya rencana terbaik bagi hamba-hambaMu yang tetap berjuang di jalanMu.

Engkau pasti saying pada kami, yang istiqomah menghamba padaMu.

Wa makaruu Wa makarallah, Wallahu khairul maakiiriin….

Aku yakin, sehebat apapun propaganda musuh-musuh Islam, secanggih apapun strategi mereka. Tapi kehendakMu lah yang paling sempurna. Yang bisa mengalahkan segala tipu daya mereka.

Kuatkanlah hamba, kuatkanlah ummat ini. Dalam menghadapi ujian yang menimpa.

Berikan kami kekuatan untuk bisa bersabar dan berjuang memperbaiki ummat ini.

Aamiin ya Rabb……

As-Aluka Hubbaka


Allahumma innii asaluka hubbaKa

wa hubba man yuhibbuKa

wa hubba ‘amalin yuqarrubunii ilaa hubbiKa

Ya Allah…

sesungguhnya hamba meminta kepadaMu cintaMu

dan cinta orang yang mencintaiMu

dan kecintaan terhadap amalan-amalan yang mendekatkan diri hamba kepada cintaMu

Aamiin…

terbaring…-.-


Sudah 3 hari ini saya bolos kuliah, (nah lho, ngapain aja?). Bukan karena males atau emang sengaja bolos, tapi ada tamu yang datangnya tak diundang-undang (mau nulis objeknya tapi serem juga).

Mungkin saya sedang disuruh istirahat selama beberapa hari ini. Setelah hampir tiap hari kehujanan minggu yang lalu dan fisik kurang istirahat karena tugas-tugas kuliah dan estafet syuro. 3 hari ini saya bebas dari itu semua (paling-paling udh banyak agenda menumpuk yang ditinggal beberapa hari ini), sampai-sampai sms dari tmn2 pun banyak yang gak saya bales. (maaf ya…..:D)

Overall, sekarang kondisi saya sudah membaik.  Dan siap untuk bertempur lagi melawan monster-monster pengacau kota … halaaah…

Tentang yang dipimpin


Suatu hari Ali bin Abi Thalib ditanya: Mengapa zaman kepemimpinannya kacau, tidak seperti ketika di tangan ketiga khalifah sebelumnya. Beliau katakan, bahwa ”Dahulu mereka memimpin orang-orang seperti aku. Sedangkan aku sekarang memimpin orang-orang seperti kamu”.


Berbicara tentang sebuah jamaah, organisasi, lembaga, atau apapun itu yang terdiri dari kumpulan jumlah  manusia, maka kita akan tertuju pada sebuah istilah kepemimpinan. Dan berbicara tentang kepemimpinan, bukan hanya tentang pemimpinnya akan tetapi juga tentang yang dipimpinnya

Banyak diantara kita yang menilai bahwa kualitas sebuah lembaga atau organisasi dilihat dari kualitas pemimpinnya. Sehingga mereka menafikan peran orang yang dipimpinnya. Ketika ada sebuah prestasi yang bagus, pemimpin itu dibangga-banggakan, dan justru sebaliknya ketika terjadi banyak kekurangan di lembaga tersebut, orang yang paling pertama di hina dan caci maki adalah pemimpinnya. Seolah-olah lembaga tersebut hanya dijalankan oleh pemimpinnya, sedangkan para anggota hanya menikmati buah dari keberhasilan yang dicapainya.

Saat kita mengkritik, mencemooh atau kecewa dengan seorang pemimpin karena kinerjanya kurang bagus, maka  perlu kita ingat kembali peran dan kontribusi yang sudah kita berikan pada lembaga tersebut. Jangan-jangan, kita hanya bisa mengkritik, hanya bisa mengevaluasi, hanya bisa mencemooh, hanya bisa kecewa, tapi ketika amanah kepemimpinan diserahkan kepadanya, ia tak mampu berbuat apa-apa.

Mungkin pelajaran mengenai kepemimpinan, tidak hanya tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik saja, akan tetapi bagaimana menjadi prajurit/anggota/jundi yang baik pula. Yang bisa mengerti seberapa besar beban yang dialami pemimpinnya, dan tidak hanya mengeluarkan kritik-kritik tajam tapi juga bersama berkontribusi untuk memberikan solusi. Saatnya sekarang bekerja, bukan saling melepas tanggung jawab apalagi karena ego semata.

sisi cinta paling berat


inilah sisi cinta yang paling rasional dan paling berat:

“Belajar dan Berlatih untuk menjadi Produktif.”

_Anis Matta