#29 Ramadhan: Endorsement..
Membaca adalah salah satu bagian penting dalam unsur pembelajaran, selain menulis, mendengar dan mengaplikasikan. Membaca juga membuka wawasan pemikiran yang tanpa sadar telah menambah jumlah kosakata pengetahuan dalm memori otak kita. Apa yang kita baca, itulah yang akan keluar dari lisan kita.
Pilihan bacaan kita juga akan menentukan informasi dan pengetahuan apa saja yang akan masuk dan terekam dalam otak. Bacaan yang baik tentu akan menghasilkan simpul-simpul memori kebaikan dalam syaraf otak kita, begitu juga sebaliknya.
Buku memang memiliki kemampuan sebagai tansformer pasif bagi pengetahuan manusia. Dengannya, segala apa yang belum diketahui manusia selama ini, bisa jadi terdapat dalam sebuah tulisan dalam buku. Untuk menilai apakah sebuah buku itu bagus ataupun jelek, biasanya kita mempertimbangkan komentar-komentar orang lain terhadap buku tersebut yang ada di sampul bagian belakang. Ini yang dinamakan endorsement.
Biasanya, untuk meningkatkan daya beli masyarakat kepada buku tersebut, biasanya endorsement yang ditampilkan adalah, komentar-komentar dari orang-orang berpengaruh dan memiliki posisi terhormat. Seperti public figur, artis,politisi, tokoh pendidikan, maupun orang-orang yang sekiranya mampu mengangkat daya jual buku tersebut. Bisa dibayangkan, misalnya saja da sebuah buku yang endorser nya adalah seorang presiden, dan ia menyatakan bahwa buku yang telah di reviewnya terbut memiliki kualitas isi yang bagus, maka akan semakin tinggilah nilai jual dn permintaan buku tersebut di masyarakat.
Namun, terkadang, si endorser itu tidak membaca keseluruhan isi buku yang direviewnya. Alhasil, tak jarang apa yang dikatakannya dalam endorsement tersebut tidak sesuai dengan kenyataan kualitas bukunya karena masyoritas endorsement yang ditampilkan diupayakan dalah bentuk ‘pujian’ terhadap keberadaan buku tersebut.
Penerbit hanya mengejar popularitas buku dengan memasukkan tokoh-tokoh penting sebagai endorsernya. Bahkan bisa jadi, penerbit hanya mencatut nama tokoh tersebut dan ‘membeli’ namanya kemudia isi endorsementnya dibuat sendiri oleh penerbit tersebut.
Kalau dulu saya bicara tentang cover. “Don’t judge the book by the cover”, sekarang “Don’t judge the book by the endorsement”.
Tak berguna bila awalan bukunya manis, tapi endorsementnya ternyata hanya tipuan belakan, biarlah ‘pembaca’ yang akan menilai isi bukunya sendiri. Jangan melihan cover ataupun endorsementnya Karena sekali lagi, itu hanya ‘kulitnya’ saja. Pelajarilah isi bukunya, ambillah manfaat dari setiap lembar-lembar tulisan yang dibuatnya, karena tulisan yang indah akan membawa kesan yang indah bagi pembaca.
Jangan mudah berprasangka dengan hanya menilai kulitnya saja, tetaplah berkarnya sebaik mungkin. Biarlah hanya Allah saja yang akan membalas segala niat baik kita.
“Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At Taubah : 105)
*Di Penghujung akhir Ramadhan
#07.30 WIB, 29 Ramadhan 1432 H
Sebuah sudut ruang kecil yang saya sebut warung.
Trackbacks / Pingbacks