Terimakasih Senja
Terimakasih senja, engkau telah mengingatkanku akan pentingnya terang mentari pagi.
Terimakasih senja, engkau mengajarkanku untk ikhlas melepas sang mentari pergi, berganti dengan datangnya sang rembulan.
Terimakasih senja.. Saat sesuatu hilang dan pergi menjauh. Itu pertanda akan ada yg lain datang menghampiri.
Terimakasih senja, mentari pergi bkn berarti tak lg mencinta bumi. Tp ia sdg menyinari belahan bumi yang lainnya.
Terimakasih senja. Rembulan tak pernah sembunyi. Ia hanya sedang menunggu. Datang tepat pada waktunya.
Terimakasih senja. Kita memang selalu butuh cahaya. Entah pagi, ataupun malam.
Terimakasih senja. Engkau merona merah saga. Menjadi saksi jutaan penghuni bumi kembali ke peraduannya.
Terimakasih senja.. Mentari memang tak selalu terlihat, tp yakinlah ia senantiasa ada. Menerangi bumi penuh cinta.
Terimakasih untuk semuanya.. Senja datang. Siang berganti malam. Begitulah siklus kehidupan. Ada awal dan pasti ada akhir segalanya.
Untuk adik-adikku
Entah mau dimulai darimana, saya pun bingung untuk menyampaikannya.. yang pasti beberapa baris ini mungkin akan sedikit menjadi catatan penting yang harus kalian ketahui agar tak menjadi masalah lagi di kemudian hari.
Saya minta maaf karena tak bisa memperbaiki ‘sistem’ dari dalam. itulah kekurangan saya. Berat untuk menjadi sosok dualisme dimana satu sisi berupaya untuk memperbaiki sistem namun disisi lain terpaksa harus mengikuti sistem. Cukuplah ini menjadi pelajaran bagi kalian nanti di kemudian hari, bahwa keresahan-keresahan yang kalian sampaikan dan kritikan-kritikan yang kalian lontarkan sebenarnya takkan berarti apa-apa jika dikemudian hari tersebut kalian tetap terbawa oleh sistem. Sistem ini dibuat oleh manusia, yang sudah pasti ada kemungkinan khilaf dan salahnya. Oleh karena itu bukan sebuah aib jika kalian berupaya untuk menghadirkan sesuatu yang baru yang tentunya lebih baik. Hadirkan solusi kreatif namun masih ada di jalur yang baik. Bukankah kalian dulu sering mengatakan bahwa kalian sudah jumud, jenuh dengan sistem yang selama ini ada.
Dulu, pun saya seperti itu mengkritisi sistem, namun apa daya, ketika sudah masuk ke dalam sistem itu sendiri. Sulit sekali untuk menyadarkan bahwa ada yang tidak beres dalam sistem ini. Berkaca pada iklan sebuah produk kopi instan, “BONGKAR KEBIASAAN LAMA.”, kalian sudah lebih cerdas, kalian lebih beruntung sudah saling mengenal sejak dini, tidak seperti kami yang….. *ah geram kalau diteruskan*, kami yang di-sia-sia-kan karena tiadanya kepercayaan lalu disalah-salahkan oleh kebijakan sistem itu sendiri.
Pesan saya yang terakhir, terus belajar, terus mendekatkan diri pada Sang Maha Pemberi Solusi,, hidup perlu dinamisasi.. bukan terus memaksakan status quo yang jelas-jelas sudah banyak cacatnya. Kalian lebih progresif, dan saya yakin kalian lah yang akan bisa memperbaiki sistem itu.
Semangatttt!!!!
Komentar Terbaru