#Bakar 3: kehadiranmu adalah cahaya bagi mereka
Bosan… Menyerah… Kalah…
mungkin itu yang hadir di benak sebagian atau segelintir atau bahkan banyak dari kita saat apa yang selama ini sudah diperjuangkan ternyata nihil hasilnya. membuat program kerja agar orang-orang -termasuk diri kita- menjadi baik dengan susah payah mengorbankan waktu luang yang kita miliki namun pada akhirnya seolah tak ada perubahan yang terjadi dari apa yang kita upayakan tersebut.
Bosan… Menyerah… Kalah…
selalu saja ada alasan bagi kita untuk berhenti berjuang. entah karena bisikan setan atau bisikan-bisikan kawan-kawannya yang menjelma wujud menjadi manusia. “sudahlah berhenti saja… apa yang kamu lakukan sia-sia.. “ terhenti dan berbalik arah hingga melenceng jauh, itulah program besar mereka untuk menggelincirkan manusia.
Bosan… Menyerah… Kalah…
tidakkah kalian ingat bahwa ada sososk manusia yang begitu gigih memperjuangkan risalahnya dengan penuh kesabaran, saat orang lain mengejeknya, mencela sebagai orang gila dan menyuruhnya untuk berhenti menyampaikan risalah tersebut, namun ia tetap sabar, tetap tegar bahkan mempertaruhkan nyawa untuk sebuah perjuangan yang telah diembankan kepadanya. dia tak pernah bosan mendoakan ummatnya siang malam, bahkan hingga menjelang wafatnya masih terucap kata-kata indah menyeru ummat yang dicintainya. dia tak pernah menyerah menghadapi ancaman orang-orang yang memusuhinya. justru dengan sabar ia mendo’akan agar suatu saat kaum yang memusuhinya itu menjadi bagian dari penguat perjuangannya. “… aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.” itulah doa beliau kepada orang-orang yang telah menyakitinya.
Buat apa kita menyeru kebaikan, sementara kejahatan masih tetap ada? buat apa kebaikan-kebaikan kita upayakan, sementara disisi lain orang dengan mudah mengkampanyekan kemaksiatan?. belajarlah dari tukang cukur rambut, ia tetap telaten mencukur rambut seseorang meskipun ia yakin rambut itu akan terus tumbuh dan panjang lagi. “supaya terlihat lebih rapi…” begitu ujarnya. dan begitupulalah hidup ini, sepanjang hidup kita kebaikan dan keburukan akan menjadi seteru yang tak pernah berhenti bersaing meluaskan pengaruhnya. bukan berati dengan adanya keburukan yang lebih massif membuat kita berhenti berjuang. “sudahlah tak ada gunanya..” bukan…. bukan itu, namun kehadiran kita di bumi ini untuk menyeru kepada kebaikan agar kehidupan in menjadi lebih baik. “supaya terlihat lebih rapi…”
“Jika engkau merasa segala yang ada di sekelilingmu gelap dan pekat, tidakkah dirimu curiga bahwa engkaulah yang dikirimkan Allah untuk menjadi cahaya bagi mereka?” – Salim A. Fillah.
3 Ramadhan, 22.30 WIB
suka banget sama tulisannnya, ayok lanjutkan lagi