Catatan Akhir Pekan #1


Hmm.. ternyata bulan ini harus membagi waktu akhir pekan untuk agenda-agenda “reunian”. Ada banyak undangan yang datang, entah itu dari teman kampus, maupun teman-teman SMA. Meski, Sebagian besar dari mereka sudah tak pernah bertemu saya lagi hampir setahun bahkan sudah ada yang sejak lulus SMA belum pernah ketemuan lagi.

Pernikahan. Itulah undangan terbanyak yang datang kepada saya. (ya iyalah masa ada juga undangan khitanan yang nyasar). Ya kali aja ada undangan yang lain, undangan wisuda, undangan seminar apa kek. 🙂

Tapi bersyukur, ternyata mereka adalah orang-orang hebat yang sudah siap untuk memasuki jenjang kehidupan yang kalau kata Hasan Al Banna, memasuki tahap binaul usrah. Sedangkan kita, (eh saya ding) masih pada tahap islahun nafs.. itupun belum kelar-kelar 😦

Mereka sudah selesai pada tahap pertama dan siap mengemban amanah untuk menyempurnakan separuh lagi diennya. Begitu besar keutamaan menikah hingga Rasullah mengatakan bahwa menikah itu separuh agama. Woow.. berarti saya belum separuh-separuhnya acan 😦

Memang benar kata orang. Masa muda adalah masa dimana seseorang itu bagaikan raja, namun jika ia terlalu lama melewati masa muda dengan membujang, ia menjadi seorang hamba yang patut dikasihani. Begitupun sebaliknya, ketika seseorang menikah, ia seolah menjadi budak pada awal pernikahannnya, menjadi tidak bebas hidupnya. Namun lambat laut ia akan merasa diperlakukan bak raja atau ratu oleh pasangannya. Tidak lagi merasa kesepian dan kepedihan yang berlarut karena ada seseorang yang setia mendampingi dan menjadi sandaran hatinya.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda, “Ada 3 golongan yang pasti ditolong Allah, yaitu budak mukatab (budak yang ingin memerdekakan diri dengan cara bekerja keras) yang ingin melunasi hutangnya, orang yang menikah demi menjaga diri dari perbuatan maksiat, dan para pejuang di jalan Allah. “ (HR. Tirmidzi, Masa’i dan Ibnu Majah)

Alangkah agung hadits di atas yang telah menyetarakan pernikahan dengan berjuang di jalan Allah dan memerdekakan budak. Nah, terus bagi mereka yang belum mampu atau belum siap (mereka??? :D) silahkan baca hadits berikut ini:

Wahai Kaum muda, barangsiapa diantara kalian punya kemampuan untuk menikah maka menikahlah. Karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan kalian. Sedangkan barangsiapa belum mampu maka hendaknya ia berpuasa, dan puasa itu adalah perisai baginya. (HR. Bukhari Muslim)

Yup, begitulah cara Allah menjaga hambanya agar tidak terjerumus pada kemaksiatan. Bagi mereka yang belum yakin sesegera mungkin maka dianjurkan untuk berpuasa. Bukankah puasa itu indah pada saat berbuka nanti? 🙂

Kenapa kita harus menjaga diri?

Karena seseorang yang mampu menjaga kesucian sampai memasuki jenjang pernikahan akan menghormati istrinya sebagai teman hidupnya, sebagai ibu dari anak-anaknya. Ia akan melihat cinta sebagai anugerah yang abadi. Di lain pihak, sang istri memandang kesucian ini sebagai tanda keikhlasan sehingga ia selalu bergantung dan setia kepada suaminya hingga akhir hayat.

Terakhir, sebuah penutup dari Ibnu mas’ud: sekalipun usiaku tinggal 10 hari, aku lebih suka menikah agar diriku tidak membujang ketika bertemu Allah. #uhukkk

Kota Sarang Pejuang

Bekasi, 17 Agustus 2013

Merdeka!!!!

About jupri supriadi

unzhur maa qaalaa walaa tanzhur man qaalaa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: