Kejar bulan November… !!!
September 2013:
Tepat setahun yang lalu, masih terekam apa yang terjadi di kampus, di ruang-ruang konsultasi dengan DPA, di lorong-lorong jurusan. Berjibaku dengan deadline, laporan pekanan, hasil analisis yang tak kunjung selesai dikerjakan dan beragam pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Akankah skripsi ini selesai tepat pada waktunya? Apakah harus berganti judul? atau mengakhiri penelitian ini dengan merangkak lambat.
Namun sosok DPA yang begitu luar biasa memberikan bimbingannya pada mahasiswa semacam kami, membuat diri ini malu. Mereka sudah mensupport, membimbing, menyemangati, bahkan sampai mengorbankan waktu liburnya hanya untuk membimbing kami. Malu bila tak ada semangat untuk segera mengakhiri skripsi yang sudah 5 bulan tak kunjung usai.
“Ayo pasti bisa!” Kalimat itu yang terus berulang-ulang disampaikan ketika kami berkumpul dalam ruangan dosen pembimbing. Sebuah pertemuan yang bagi sebagian besar mahasiswa tingkat akhir adalah pertemuan yang menegangkan. Persidangan kecil yang harus dihadapi hampir setiap hari jelang masa-masa akhir penelitian.
Saya patut bersyukur mendapatkan dosen yang inspiratif, meski kadang kami ‘dimarahi’ karena laporan yang telat, hasil analisis yang kurang baik. namun selalu saja di akhir pertemuan terucap “Ayo, kalian pasti bisa.. Kejar bulan November!!”
Entah kata apa lagi yang menggambarkan kondisi waktu itu. Saya seperti tidak percaya. Dapat melewati masa-masa kritis skripsi hingga berkahir di sidang pendadaran. Ada banyak hal tersembunyi yang saya yakini sudah Allah skenariokan. Allah yang rencanakan diluar kemampuan manusia untuk menduganya. Kemudahan-kemudahan Ia berikan hingga tak terasa saat-saat keputusan sidang dibacakan. Ada skenario Allah dibalik setiap kejadian-demi kejadian berdurasi 50 menit itu.
Dalam hati saya bertanya, Ya Allah… ini beneran kan? 50 menit berlalu. Dan tiba-tiba terdengar ceramah penutup dari dosen penguji yang juga ketua jurusan itu, “selamat memasuki dunia baru, pasca kampus. mungkin tidak semua ilmu yang diajarkan di kampus ini dapat langsung kamu aplikasikan, namun cara kamu berpikir dan bertindaklah yang akan membantumu didunia kerja nanti, jati diri seorang engineer adalah ia seorang problem solver dimanapun ia berada, apapun pekerjaannya. berkaryalah, dunia sudah menantimu.”
Ya Allah, in beneran kan? Lagi-lagi saya terus bertanya. Alhamdulillah… segala puji hanya bagiMu. Engkaulah Yang Memudahkan. Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dua dosen pembimbing skripsi, Bu Tami dan Bu Farida yang begitu besar perhatian dan bimbingannya dalam mensupport saya dan rekan-rekan perjuangan skripsi lainnya. Barakallahu lakum.
Serang, 16 September 2014
Komentar Terbaru