Archive | November 2013

merantaulah….


merantaulah,… engkau kau mengerti alasan kenapa harus pulang. engkau akan mengerti siapa saja sesungguhnya yang kau rindukan dan merindukanmu.

sudah hampir lebih dari 8 tahun, saya jadi anak rantau. hidup berasrama sewaktu SMA, kuliah di jogja yang pulangnya 6 bulan sekali, dan sampai saat ini masih harus tinggal di kampung orang. bahkan saya sudah hampir tidak hafal lagi dengan anak-anak sekampung yang dulu masih bayi sekarang sudah dewasa. banyak juga ternyata –“.

merantau itu mengajarkan kita banyak hal. adaptasi dan survive di kampung orang menjadi salahsatu pembelajaran yang amat penting. mengenal dunia baru, orang-orang baru, lingkungan baru, budaya baru. dan semuanya itu dilakukan sendirian (nasib -_-), tapi overall, saya menikmati perantauan ini. mengajarkan saya untuk bisa lebih dewasa menghadapi kehidupan, bijak bersikap dan mandiri dalam berkativitas.

merantaulah… Agar kamu tau bagaimana rasanya rindu dan kemana kau harus pulang.

merantaulah… engkau akan tahu betapa berharganya waktu bersama keluarga.

merantaulah… engkau kan mengerti alasan kenapa kau harus kembali.

merantaulah… akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya. pada kampung halamanmu. pada mereka yg kau tinggalkan.

merantaulah… engkau akan menghargai tiap detik waktu yg kamu lalui bersama ibu, bapak, adik, kakak, ketika kamu pulang ke rumah.

merantaulah… engkau kan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh.

merantaulah… engkau kan lebih mengerti arti sebuah perpisahan.

merantaulahsemakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang

Sekali lagi.. Merantaulah… engkau kan tahu kenapa kau harus pulang dan engkaupun kan tahu siapa yang akan kau rindu…

 

Orang yg berilmu & beradab tdk akn diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan MERANTAULAH ke negeri orang lain.. #Negeri5Menara

 

 

#meracau


entah… bingung mau nulis apa (lagi). rasa-rasanya ingin sekali mendokumentasikan rangkaian peristiwa dalam kata. namun tak kunjung jua terwujud. entah karena malas atau (sok) sibuk.

apalagi semenjak melepas status sebagai mahasiswa. dulu yang katanya sibuk dengan agenda kampus, akademis dan lain-lain, kini ‘disibukkan’ dengan tantangan yang lebih berat lagi, yang kata orang banyak, “memasuki dunia yang sebenarnya.”

hmm. betul juga. dunia sebenarnya yang sedang saya lalui ini, merupakan peralihan dari dunia penuh idealita menuju realita sesungguhnya. tantangannya banyak. ujiannya berat. tapi harus tetap semangattt… ^^

bersyukurlah


“kami tiap sore makan bersama, saya beli dua bungkus nasi uduk dan enam pecel lele. lalu diampar jadi satu. itu untuk anak-anak kami berdelapan. si Ibu biasanya malah hanya memakan sisa dari anak-anak.”

dalam hati saya bertanya, “Apakah cukup untuk dimakan berdelapan?” terus berfikir dan membayangkan. betapa selama ini masih ada orang yang jauh lebih tegar menghadapi kehidupan ini. mereka tak pernah mengeluh, bahkan mungkin tak sempat mengeluh.

“yang penting untuk diperhatikan dalam keluarga itu kasih sayang dan kebersamaan. jangan sampai kesibukan agenda sehari-hari kita mengalihkan perhatian pada keluarga. jadi, tiap sore itu selepas pulang ngajar saya beli makanan bungkus dan dibawa untuk anak-anak.” tuturnya lagi.

Ah, ternyata cukup atau tidak cukup makanan yang kita makan bukan dari banyak atau sedikitnya. Berkah dan kenikmatan itu ada pada terus bertambahnya nikmat dan kebahagiaan dalam keluarga. selama mereka makan makanan halal, insya Allah itu adalah investasi terbaik baginya kelak.

bagaimana dengan kita, kamu, dan aku? untuk apa saja uang yang dihabiskan tiap harinya???

~semoga Allah mengaruniakan rezeki yang tak membuat kita lupa dan berpaling darinya.