Aplikasi Kitab Hadits 9 Imam untuk HP Android
bagi rekan-rekan yang memiliki HP Android, ada aplikasi yang bagus untuk dijalankan. ketik saja “vormalin” di play store, nanti akan muncul beberapa aplikasi Kitab Hadits 9 Imam.berikut yang sudah berhasil saya download.
Konsisten
Memulai itu berat, namun konsisten itu jauh lebih berat.
Pekerjaan terberat bagi seorang pembelajar adalah konsisten. Seseorang diminta ikhlas, bisa. Dipaksa sabar, bisa. Tapi mereka mungkin tak akan bisa selamanya ikhlas. Mungkin mereka tak sanggup untuk bisa selamanya sabar. Karena pekerjaan terberat sesungguhnya bukan pada pekerjaan satu dua kali. Namun, pekerjaaan yang terus menerus dilakukan dengan konsisten.
Semua orang pasti bisa untuk belajar memulai menghafal al Qur’an setelah mendengar ceramah-ceramah motivasi atau membaca buku kiat-kiat menghafal qur’an. Namun, perjuangannya tak cukup sampai di tahap ini saja. Menjaga komitmen dan konsistensi hafalan itulah yang berat, bahkan lebih berat daripada sekedar memulainya. Satu dua pekan masih konsisten menyesuaikan jadwal hafalan, namun lama kelamaan jadwalnya berubah, berkurang sedikit demi sedikit bahkan tak ada jadwal menghafal sama sekali.
Pun, begitu juga dalam training-training motivasi, kita sering memiliki semangat untuk melakukan perbaikan-perbaikan diri. Namun, biasanya hanya satu dua hari, atau paling lama satu dua minggu. Setelah itu semangat hanya tinggal masa lalu.
Menjadi semangat dalam hal apapun bisa diusahakan dengan mencari sumber semangat itu sendiri. Namun, menjaga semangat dalam hal apapun tidak cukup hanya sampai di situ, diri kitalah penyemangat dan penjaga konsistensi itu.
Kotabaru, 23 Januari 2014
Hidup cuma sekali. Jangan menua tanpa arti
“Hidup cuma sekali. Jangan menua tanpa arti.” (Ridwan Kamil).
SD sekali, SMP sekali, SMA sekali, kuliah sekali, kerja sekali, berkeluarga sekali, matipun juga sekali. kalaupun ada di antaranya yang berulang tentu berbeda rasa dan masanya. sekarang mau balik ke SMA lagi pun bisa. pakai pakaian SMA, menyusup jadi remaja labil, ikut di kelasnya, selesai. mau kuliah pun sama. pilih saja jurusan yang kamu mau, masuk ke dalamnya, toh sekarang jarang dosen yang gak peduli lagi siapa saja mahasiswa yang ada di kelasnya. pura-pura jadi mahasiswa, gampang. mungkin yang agak susah, menyamar jadi anak SD, susah kali 🙂
Tapi begitulah, kita hidup di dunia cuma sekali, waktu yang sudah lewat takkan bisa kembali lagi. seberapapun usaha untuk mengembalikan kita pada masa-masa dahulu, nostalgia hanya sekedar seremoni belaka. semuanya sudah berubah. kita tak bisa mengembalikan waktu yang sudah ada. kita tak bisa mengembalikan kondisi di hari-hari yang telah lampau sama persis. kalaupun bisa, mungkin hanya nuansanya saja, tak utuh seratus persen sama.
Penyesalan-penyesalan kadang -bahkan memang seringnya seperti itu- muncul di akhir. kenapa dulu tidak begini, kenapa dulu harus begitu. Ada ruang di hati kita sebersit keinginan untuk kembali ke masa lalu. Saat sudah kerja ingin kembali ke dunia perkuliahan. saat masih kuliah ingin kembali ke masa putih abu-abu, saat SMA ingin pula merasakan kehebohan masa SMP. begitu seterusnya. Mungkin, saat sudah menikah nanti, kitapun akan merasa rindu juga masa-masa lajang #eh
Maka dari itu, agar tidak menyesal dikemudian hari. Persiapkan masa depan dengan berbuat yang terbaik di hari ini. Apa yang terjadi pada kita di hari ini adalah akumulasi perbuatan kita beberapa hari bahkan beberapa tahun ke belakang. dan apa yang akan kita alami pada masa yang akan datang adalah akumulasi sikap dan pikiran kita di hari ini.
salam hangat 🙂
Sampit, 20 Januari 2014
Tegar di Jalan Allah…
Ketika ada banyak orang yang semula berada dalam kejahiliahan kemudian berhijrah ke Jalan Allah.., malulah kita jika berada dalam posisi sebaliknya. Dulunya berada dalam jalan Allah, kemudia tersingkir dan pelan-pelan menuju jalan kejahiliahan. Lebih baik menjadi ‘mantan aktivis jahili’ daripada menjadi ‘mantan aktivis/kader dakwah.’
#random
kalau dilihat lebih mendalam, lebih perlahan. lebih teliti dan lebih fokus lagi, dunia ini memang permainan. entah dalam posisi apa dan berakhir bagaimana permainan itu. orang-orang belajar untuk apa? bekerja untuk apa? dan untuk siapa….semakin sering merenungi diri, semakin sering tersadar bahwa apa yang kita lakukan jika tak memiliki tujuan jelas akan semakin kabur dan berujung pada kesia-siaan.
bismillah. lawan!
“pertarungan terbesar adalah pertarungan melawan diri sendiri.”
ketika mimpi dan cita-cita tak kunjung juga direalisasikan karena rasa malas. ketika target belum juga tercapai karena usaha kita yang belum maksimal. ketika tujuan-tujuan kecil yang lebih diprioritaskan dibanding tujuan yang lebih besar. ketika semangat untuk mengubah keadaan berbalik menjadi kepasrahan. ketika banyak alasan-alasan tak penting sebagai sebuah permakluman diutarakan. ketika itulah saatnya kita mulai bertarung dengan diri sendiri.
bertarung dengan kemalasan, bertarung dengan kepasrahan, bertarung dengan nafsu, bertarung dengan ketidak berdayaan, bertarung dengan kekerdilan yang medannya tak sebesar pertarungan yang kau idam-idamkan dan banggakan. cukup bertarung dalam sekeping hati. kecil, sempit, namun disitulah terjadinya pertarungan yang teramat besar bagi seorang yang belajar untuk menjadi manusia besar. disitulah letak pertarungan besar mengendalikan godaan bernama nafsu. bukan mengalahkan, tapi mengendalikan.
mungkin karena pertarungan berat itulah, Dia menyelipkan makna tersirat dalam kalam an-naas dan al-falaq Nya.
Dalam surat Al-Falaq, kita berlindung kepadaNya dari empat kejahatan, dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan tukang sihir dan dari kejahatan para pendengki. Dia menyebut hanya satu sifatNya dalam surat tersebut, yaitu Rabbul Falaq (Penguasa subuh).
Sedangkan dalam surat An-Nas, kita berlindung kepada Allah dari satu kejahatan: Yaitu kejahatan bisikan setan. Dan untuk itu disebutkan tiga sifat Allah yang utama, yaitu Rabbunnas (Tuhan manusia), Malikinnas (Raja manusia) Ilaahinnas (Tuhan sembahan manusia).
bisikan, godaan, nafsu, rasa malas, futur, dan sejenisnya adalah satu hal yang bisa membuat kita menjadi tak berdaya karena dikuasai olehnya. karena itulah, sebelum kita dikuasai, kalahkan mereka. lawan!
berat? memang. susah? iya…
bahkan sayapun masih labil ketika menghadapi pertarungan ini. namun, sejauh mana ikhtiar kita untuk melawannya itulah yang akan berbicara pada kita nanti. bismillah. lawan!
teringan pesan gurunda ustadz M. Arifin Ilham
Â
KETAHUILAH sahabatku, JIHAD TERBESAR dalam HIDUP KITA adalah, SAAT KITA SUDAH ASYIK TENGGELAM dalam MA’SIYAT, lalu KITA BERJUANG KELUAR untuk TIDAK MELAKUKANNYA LAGI!…INGAT!, Dunia ini bukan tempat kita sebenarnya, sebentar lagi kita akan jadi BANGKAI, SUNGGUH AKHIRAT itulah TEMPAT KEHIDUPAN KITA SEBENARNYA!.
Â
Banjarmasin, 7 Januari 2013
#random
ahad malam berangkat dari jogja, senin sampai stasiun bandung. pagi sampe siang cari tiket pulang di kircon, sorenya ada pameran budaya di pusdai, lanjut nyimak bentar aa sama kakek dan akang, terus pulang dari pusdai jam 11 malem, cari angkot arah kiara condong (untung masih ada) balik stasiun kota. begitukah? mencoba mengingat. duh lupa.
sepertinya ada yg kelewat, tapi kyknya waktu itu pernah ngegelosor sampe subuh di warung kopi depan kircon karena kehabisan tiket. tapi itu kapan ya? hmm.. ahsudahlah…
maksudnya setahun itu cepet banget ya ._. #random
Asa Yang Selalu Membara… by Ahmad Heryawan @aheryawan
Ditemani hawa dingin yang berselimut gelapnya malam,
Aku susuri jalanan panjang yang ditingkahi deru kendaraan dan lalu lalang orang
Sudah puluhan bahkan ratusan kali jalan ini kulalui
Namun kali ini ada getaran yang berbeda menyengat hatiku
Langkah lunglai anak penjaja cobek memaksa buliran bening membasahi mataku
Mulut mungil pengamen jalanan mengejar kendaraan di lampu merah sesaat
membuat tenggorokanku tercekat
Masih ada anak yang dinista ayahnya
Banyak perempuan yang mengadu nasibnya di negeri orang
Seketika aku terbenam dalam kesedihan
Terpuruk dalam kepedihan
Berganti2 dengan pemandangan di luar kendaraan yg kutumpangi
Ini bukan mimpi
Ini kenyataan
Tapi sebagai orang yg beriman, aku sadar sepenuhnya
Potret ketidakberdayaan dan bentangan masalah bukan untuk diratapi,
Juga bukan untuk ditangisi
Aku menyadari lemahnya diriku
Terbatasnya kemampuanku
Belum lagi usai kerjaku
Masih belum purna usahaku
Sejenak kulemparkan pandanganku ke luar jendela
Mencari sumber cahaya yang memantul
Oo, ternyata rembulan setia menemani malam
Cahayanya yang menyebar menyadarkanku bahwa gulita takkan berlangsung lama
karena pendarnya yang selalu menyapa
Malampun tak mampu mengelak saat mentari hadir mengganti
Pun, siang takkan selamanya, ketika lembayung senja mulai merona
Kemarau pun tak kuasa menebar gersang ketika hujan mulai mengguyur
Begitulah Tuhan mempergilirkan
Bersama kesulitan ada kemudahan
Di tengah masalah, selalu ada celah
Di antara persoalan, pasti tersedia penyelesaian
Ya, aku tersadar, Dia hamparkan tantangan agar kita membuat pilihan
Dia berikan ujian supaya kita membentangkan harapan
Apa namanya ketika petani tetap menanami sawahnya
Padahal musim penghujan tak tentu datangnya
Apa namanya ketika nelayan tetap menebar jala saat badai menerpa
kalau bukan karena sebuah asa
Ya, untuk sebuah asa, kita mesti berusaha
Karena sebuah asa, kita harus bekerja
Dengan sebuah asa, kita terus bergelora
Asaku terbentang seluas langit biru,
Tak pernah tersekat oleh ruang dan waktu
Karena kuyakin rahmatNya tak perlu diragu
Mari hamparkan asaku, asamu, asa Indonesia kita,
Pada lembaran baru yang pasti berwarna
Curahkan segenap rasa dan cinta
Wujudkan mimpi lewat kerja
Mari torehkan asa
Asa yang selalu membara
Membangun Indonesia yang Berjaya
Selamat Tahun Baru Masehi 2014
Catatan Perjalanan Bandung-Bogor
30 Desember 2013
 http://pkscibitung.wordpress.com/2014/01/01/asa-yang-selalu-membara-by-aheryawan/
Komentar Terbaru