dalam diam-diam
Ada binar gemintang menyapa di bilik tirai malam ini. Hujan deras sepanjang siang tadi berganti dengan keceriaan di separuh malam. Dalam beberapa jenak waktu, gemericik tetes air dari ujung dedaun masih tersisa bersahutan. Dalam lirih-lirih kecil peraduannya.
Ternyata… tak butuh waktu lama untuk mengubah sendu jadi rindu. Mengantar lara menjadi ceria. Bahkan tak perlu satu purnama berlalu, untuk bisa mengukir langit lebih ceria. Dari sebelumnya ia gulita.
Begitulah. Sedih dan bahagia bisa bertukar posisi dalam waktu yang singkat, kecewa dan bangga dapat berganti, dalam sebuah sebab yang kadang sulit dimengerti. Tapi ia berlari berkejaran dengan waktu. Singkat sekali. Hingga tak siapapun dapat menerka, kapan hati dapat terbolak-balik sesuai fitrahnya. Ia bisa saja berubah. Dalam hitungan detik. Dalam diam-diam.
Seperti sepotong rasa dalam qalbu, ada rindu yang telah lama diperam. Disimpan dalam-dalam. Dalam diam-diam. Ia selalu saja berubah, kadang rindu, terkadang menjauh. Kadang jauh, namun justru semakin merindu.
Meski ada sepetak aksara tempat kata berkumpul jadi satu, atau sejengkal waktu dalam tiap do’a khusyuk saling berpadu.. tetap saja ada rindu. Yang telah lama diperam. Disimpan dalam-dalam. Dalam diam-diam.
22.04.2014
di bawah cerianya langit malam
Komentar Terbaru