Archive | Juni 2014

#03 Berproses dalam kebaikan


 

Musa, seorang hafidz kecil berusia 5,5 tahun kini sudah hafal 29 Juz. bukan sebuah hasil instan. Tentu ada proses dan sebab-sebab yang mengiringinya. Dan juga, tentu bukan hasil kerja kerasnya sendirian menghafal Al-Qur’an. Ada peran orang tua, guru-guru dan lingkungan pergaulannya. Melalui perantara didikan merekalah cahaya Al-Qur’an itu bisa begitu mudah masuk ke dalam hatinya. Ia menjadi contoh, bahwa proses menjadi baik itu harus dimulai sejak dini, tanpa menunggu nanti. Karena kebaikan itu berproses, maka nikmatilah proses itu. dan bersabarlah…….

ishbiruu… wa shaabiruu… wa raabhitu…

 

Palangkaraya.03.Ramadhan.1435H

 

 

 

 

#02 Diiringi dengan keberkahan


Bang, beli bawang, beli bawang gak pake kulit. Bang, jadi orang, jadi orang jangan pelit-pelit

Neng, beli batik, beli batik warnanya terang. Neng, tambah cantik, kalo sering bantu orang

Itu semua dari Allah, itu semua karena Allah. Itu semua milik Allah… Barakallah

 

Banyak harta ngapain (ngapain)

Kalo gak berkah pikirin (pikirin)

Oh punya harta gak mungkin (gak mungkin), dibawa mati

Hidup indah bila mencari berkah
Punya rezeki bagiin (bagiin)

Bantu yang susah tolongin (tolongin)

Oh jadi miskin gak mungkin (gak mungkin), Allah yang jamin

Hidup indah bila mencari berkah.
Ya Allah tuhan kami, berkahi hidup ini…. Sampai tua nanti dan sampai dan sampai dan sampai kami mati.

_wali | Cari Berkah

 

salahsatu tanda keberkahan adalah nikmat yang bertambah-tambah. berkahnya harta ketika penghasilan minim tapi bisa mencukupi kebutuhan, bisa sedekah, bisa investasi. berkahnya benda yang ada dalam genggaman kita ketika benda tersebut tidak cepat rusak, awet dan manfaatnya dirasakan banyak orang. berkahnya usia, ketika semakin bertambah umur, semakin banyak ilmu dan kontibusinya bagi ummat.

dan begitupula cinta. ada keberkahan di dalamnya, bila ia tumbuh dengan cara  yang diridhaiNya.

berkahnya cinta adalah rasa yang bertambah-tambah.

 

 

Sampit.02.Ramadhan.1435H

#01 Bermula dari niat


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu (dinilai) hanya berdasarkan niatnya (innamal a’malu binniyyati) –di dalam riwayat lain: berdasarkan niat-niatnya– dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang ia niatkan; barangsiapa yang hijrahnya (diniatkan) kepada Allah dan Rasul-Nya maka (nilai) hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya (diniatkan) kepada dunia yang ingin diraihnya atau perempuan yang ingin dinikahinya maka (nilai) hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya itu.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi dan An-Nasa’i, shahih).

 

salahsatu yang membedakan antara rutinitas biasa dengan aktivitas bernilai ibadah adalah niat. dua orang yang berangkat ke kampus untuk menuntut ilmu akan berbeda nilai ibadahnya jika yang satu hanya menjalaninya sebagai rutinitas harian sebagai mahasiswa sedangkan yang kedua benar-benar mencari keberkahan dari ilmu yang sedang dipelajarinya. dua orang yang berusaha mencari nafkah akan berbeda nilainya jika yang satu niatnya mengumpulkan uang agar keluarganya bahagia, hidup mapan dan segala kebutuhannya terpenuhi, sedangkan yang satu lagi mencari nafkah agar harta yang diperolehnya membuat dia bisa semakin dekat dengan Tuhannya.

dua pasang orang yang sedang berencana untuk menikahpun juga sama. bila satu pasangan berniat ‘hanya’ untuk menggugurkan status kesendiriannya dan melanjutkan keturunan akan berbeda nilainya dengan pasangan yang menikah dengan niat untuk saling menguatkan kelebihan dan menambal kekurangan masing-masing agar bisa lebih mudah dan lebih berkah dalam upaya mendekat kepada Rabbnya.

Karena semua amal kita bermula dari niat, maka perbaikilah niat kita jika ada khilaf yang mengotorinya, luruskanlah niat kita jika dalam perjalanannya nanti mulai bengkok dari tujuan awalnya.

innamal a’malu binniyyati

 

PangkalanBun. 01.Ramadhan.1435H

#00 Bakar


cinta macam apakah… bila ia menghampiri, tak ada rasa yang tumbuh di hati.

rindu macam apakah… bila hadir yang dinanti-nanti namun sikap dingin menyelimuti.

semangat macam apakah… bila harapan membumbung tinggi, namun tak jua terealisasi.

penyesalan macam apakah… bila salah yang lalu, terulang kembali di tahun ini.

 

ada yang antusias, ada yang dingin.

semoga kita sudah siap menyambutnya…. BAKAR!!

 

Pangkalan Bun. 30 Sya’ban 1435H

MTT – Asma Nadia


#clip00

#clip01

#clip02

#clip03

 

riweuh…


setidaknya itu kata sederhana yang bisa menggambarkan akumulasi beragam rasa yang menyelimuti hari-hari satu pekan terakhir ini….

sampai-sampai saya terpaksa membuat status BB untuk pertamakali sejak setahun lalu pakai BB….

riweuh…. berurusan sama polisi itu bikin pening. Ditambah tanggal 21-25 adalah jadwal keriweuhan tiap bulan. banyak deadline blm kelar karena harus bolak-balik kantor polisi… 😦

#(()%%#@(&\~!~^’^”\/’>'<

jangan merasa besar dengan mengecilkan orang lain…


jangan menjadi tinggi dengan merendahkan orang lain…

jangan merasa besar dengan mengecilkan orang lain…

jangan merasa berjuang sendiri, dengan menyikut dan menyingkirkan orang lain…

jangan merasa diri sudah baik.. dengan menjelek-jelekkan orang lain…

jangan merasa paling berjasa dengan mencemooh kerja keras orang lain…

jangan merasa diri paling pintar.. dengan membodohi orang lain…

 

Lalu dan Kini


::Malam-Juni-Lalu. Cinta. Jogja

semua bermula. dari tak ada menjadi ada. meneteskan rintik harapan dalam kubangan kehampaan.

::Malam-Juni-Kini. Cinta. Rindu. Banjarmasin

kini semakin ada. mengembang senyum. menyegarkan yang mulai layu.

 

suasana yang sama. Rasa yang bertambah. dan kota yang berbeda.

02.06.2014