Keputusan untuk mencintai
Cinta kadang memerlukan jeda. Dengan waktu agar hadirkan rindu, dengan jarak agar kuatkan harap. Namun cinta tak kenal masa. Ketika ia sudah diputuskan untuk hadir membawa harapan dan menepis segala keraguan, ia tak boleh hilang, tak boleh mundur, tak boleh berkurang… bahkan dalam sepi sekalipun.
Syukur dan sabar…. adalah dua kata yang terpatri mengiringi perjalanan ini. Lima bulan meniti tapak-tapak kesungguhan untuk hadirkan sebuah keberanian. Keberanian untuk membuat satu komitmen. Mencintai. Keberanian untuk menanggung konsekuensi logis dari keputusan untuk mencintai itu. Keberanian yang dimulai dalam sebuah sebuah perjanjian yang kokoh (miitsaaqan ghaliiza) dihadapan semesta yang menjadi saksi. Dan setelah itu, hari demi hari akan dilalui sebagai realisasi atas komitmen yang telah diucapkan.
Betul apa kata Anis Matta dalam buku serial cintanya, Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai. Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi. Ketika kita sudah memutuskan untuk mencintai, maka cinta itu telah berubah. Dari sekedar rasa, kini menjadi tindakan nyata untuk memberi.
Banjarmasin.30.11.14
menanti satu purnama untuk merenda kisah bersama
Keluarga Bahagia Itu Sederhana Saja
Oleh Ust. Abdullah Haidir, Lc.
Keluarga mesra itu sederhana saja; Kalau suami tanpa beban dapat bilang sama istrinya, “Bu pijitin bapak dong.. pegel neh kerja seharian.” Sementara sang istri di lain waktu juga dapat dengan ringan bilang, “Pak, pijitan ibu dong, pegel neh seharian bersihin rumah…”
Keluarga rukun itu sederhana saja; Kalau suami tanpa beban dapat melihat akun FB, Twitter atau HP istrinya tanpa istri merasa dicurigai dan istri dengan ringan dapat melihat akun FB, Twitter atau HP suaminya tanpa suami merasa dimata-matai….
Keluarga hangat itu sederhana saja; Kalau suami dan istri dapat ngobrol panjang lebar berduaan dengan tema apa saja, dapat diselingi joke ringan sampai bercanda hingga ‘tonjok-tonjokan’….
Keluarga damai itu sederhana saja; Kalau suami dengan tulus memuji masakan istrinya yang sedap sedangkan di lain waktu dengan ringan dapat menegur makanannya yang kurang garam…. Sementara istri tidak terlalu khawatir jika makanan yang dia sediakan membuat suaminya marah, atau bahkan dengan ringan suatu saat dia mengatakan, “Pak, hari ini ibu tidak masak, kita beli saja yak…”
Keluarga akrab itu sederhana saja; Kalau suami senang berkunjung ke rumah orang tua istri dan istri riang jika berkunjung ke rumah orang tua suami. Kalau suami senang membantu keluarga istrinya dan istri dengan suka hati membantu keluarga suaminya…
Keluarga terbuka itu sederhana saja; Kalau istri dengan mudah dapat mengetahui isi kantong dan jumlah uang yang terdapat dalam rekening suami, sedangkan suami dengan mudah mengetahui dan memenuhi kebutuhan istri untuk keperluan diri dan urusan rumahtangganya…
Keluarga cinta ilmu itu sederhana saja, jika suami senang istrinya suka mengaji dan suka hati mengantarkannya ke pengajian walau melelahkan, sedangkan istri tidak menggerutu jika suami pulang malam karena menghadiri pengajian atau mereka datang bersama-sama ke pengajian..
Keluarga damai itu sederhana saja; Kalau suami dapat memahami jika sewaktu-waktu sang istri tidak dapat menunaikan kewajiban yang menjadi haknya dan istripun mau mengerti kalau sewaktu-waktu sang suami tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan istrinya…
Keluarga akur itu sederhana saja; Jika istri dengan mudah dapat mengetahui posisi suami dan apa yang dia kerjakan tanpa suami merasa ‘dibuntuti’ sedangkan istri merasa selalu perlu izin suami jika ingin pergi tanpa merasa dikuasai…
Keluarga tenang itu sederhana saja, kalau marahnya suami kepada istri tidak berujung sumpah serapah dan tidak melupakan kewajibannya terhadap istri dan marahnya istri terhadap suami tidak berujung kata-kata keji dan tidak mengabaikan kewajibanya terhadap suami.
Keluarga aktif itu sederhana saja, jika suami merasa tenang dengan lingkungan pergaulan dan aktifitas istri di luar rumah karena sudah dia ketahui positifnya sedangkan istri juga merasa tenang dengan lingkungan pergaulan dan akifitas suami di luar rumah karena sudah disadari kedudukan dan manfaatnya. . ..
sumber: http://manhajuna.com/keluarga-bahagia-itu-sederhana-saja/
SPIRITUALITAS KADER | Seni Menciptakan Karakter Manusia bag-3
Selama ini yang sering disebut-sebut sebagai tujuan tarbiyah Islamiyah adalah menciptakan insan kaamil dan yang disebut al insanul-kamil adalah al-insaanul-mlaaikiyyun. Sementara dalam kenyataanya, tidak ada manusia yang menyerupai malaikat. Sebagian dari sifat malaikat memang ada di dalam diri manusia, namun sebagian sifat setan juga ada. Kedua unsur yang ada dalam diri manusia tersebut terus berusaha untuk saling mengalahkan.
Oleh karena itu, perlu kiranya ditegaskan bahwa output tarbiyah bukanlah insan kaamil melainkan al insaanush-shaalih yang sesuai dengan shalahiyatul Islam li kulli zamaanin wa makaanin. Aplikasi agama ini bisa adaptif terhadap ruang dan waktu, sedangkan orang yang shaalihun, adalah orang yang cocok untuk seluruh ruang dan waktu. Output tarbiyah Islamiyah haruslah juga manusia-manusia shalih yang cerdas untuk tempat dan zamannya.
Perbedaan antara al insaansh-shaalih dan al insaanul kaamil itu sangat mendasar, karena kebaikan tidak bisa berdiri sendiri. Kebaikan mempunyai makna manakala dinisbatkan kepada ruang dan waktunya. Demikian pula halnya dengan akhlak, yang juga tidak bisa berdiri sendiri, karena al akhlaaqul faadhilah atau akhlak-akhlak yang utama juga tidak bisa berdiri sendiri, dan baru mempunyai makna manakala dinisbatkan kepada ruang dan waktunya.
Sebagaimana Allah SWT melukiskan dua karakter orang beriman yang paradoksial:
“asyidda-u ‘alal kuffaar, ruhamaa-u bainahum.”
Sifat asyiddaa dengan ruhamaa lahir dari satu jiwa yang sama, tetapi tertuju kepada objek yang berbeda, dalam ruang dan waktunya yang berbeda, dan dalam konteks yang juga berbeda. JIwa yang sama melahirkan respon yang berbeda kepada obyek-obyek yang berbeda.
Oleh karena itu, sifat keras tidak bisa serta merta dibilang semata-mata baik atau sebaliknya buruk, melainkan harus dilihat sesuai dengan obyeknya dan konteks ruang dan waktunya. Ada saat seseorang harus bersikap keras, dan justru malah salah jika bersikap lembut. Sebaliknya pada saat seseorang harus bersikap lembut, maka akan salah jika bersikap keras. Artinya akhlak mengacu pada fungsi, sehingga seseorang tidak menjadi baik dengan sendirinya jika karakternya hanya satu, yakni lembut sepanjang masa. Atau sebaliknya, keras terus sepanjang masa. Manusia harus mengatur bagaimana memfungsikan seluruh karakter itu. Manusia beriman yang diinginkan sebagai produk tarbiyah harus mempunyai mekanisme instruksional di dalam dirinya yang akan membantu mengeluarkan sifat-sifat tersebut berdasarkan ruang dan waktunya, sehingga ketika obyeknya berbeda, maka penyikapannya pun berbeda.
~bersambung
sumber: buku “SPIRITUALITAS KADER” karya Anis Matta
Merindu Jiwa
Jiwa-jiwa itu sedang merindu
Menjalani hari dengan selaksa harapan
Menghias waktu bercengkrama riang dengan sang karib
Sesekali sepi itu datang, sang jiwa kerontang merindu
Jiwa-jiwa itu sedang merindu
Sesekali ingin mengetuk-ngetuk pintu Lauh Mahfudz
Biar saja melodi waktu yang mengaturnya
Untuk sebuah pertemuan..berujung barakah
Jiwa-jiwa itu sedang merindu
Yang kini keduanya sedang sibuk menyamakan gontai
Alunannya tengah berdesir menuju hempasan suatu muara
Ia akan tergenapkan..jika sang jiwa telah mengiyakan amanah
Jiwa-jiwa itu sedang merindu,
merindu untuk tergenapkan
Untai doa tiada keluh mengalir..beharap..melukis asa
Tangan-tangan itu menengadah..mengiba kesempurnaan dien
Ia akan datang, pasti akan datang
Membawa cahaya bintang di jelaga hati
Mengukir pualam mega pada desah jiwa
Ia akan datang dan pasti akan datang
Diiringi kepakan sayap para malaikat suci yang mengangkasa pada Arasy
Memberitahu pada penduduk langit
Bahwa sang Fulan telah menemukan serpihan jiwa
Sang Khalik pun tersenyum, menghendaki derajat sang Fulan meninggi dihadapanNYA
Memberi ruang padanya untuk mengokohkan pilar-pilar bersyurga
sumber: http://kolikolifamily.blogspot.com/2013/08/merindu-jiwa.html
monolog
siang tadi perjalanan darat Banjarmasin-Hulu Sungai hampir 5 jam, diselimuti mendung dan hujan lebat sepanjang perjalanan.
padahal sudah hampir lebih dari dua bulan kota ini tak diguyur hujan. belum pernah selama dan sederas ini.
dalam hati, akupun bertanya: “wahai langit, mengertikah kau dengan yang ku rasa hari ini?”
Hulu Sungai, 7.11.14
23.55 WITA
maaf dengan sangat
kalau boleh diungkapkan hari ini, saya ungkapkan dengan segera hari ini juga. tapi, waktu belum mengizinkannya.
terimakasih atas pengingat dan nasehatnya. maaf dengan sangat.
kita sama-sama menjaga agar ia tidak menguap sebelum waktunya.
Hulu Sungai, 7.11.14
SPIRITUALITAS KADER | Seni Menciptakan Karakter Manusia bag-2
Proses manusia menerapkan nilai-nilai agama di dalam ruang dan waktunya bukan proses sekali jadi, melainkan membutuhkan waktu yang panjang. Pertama-tama dibutuhkan waktu untuk memahami konten panduan tersebut secara benar dan setelah memahaminya dibutuhkan pula waktu untuk memahami cara mengimplementasikannya sesuai dengan ruang dan waktu. Selanjutnya, pada saat pengimplementasiannya, dibutuhkan juga pemahaman tentang realitas ketika konten itu diterapkan dan setelah dipahami realitas pada saat melaksanakannya, mungkin ditemui fakta baru tentang keterbatasan-keterbatasan sebagai manusia. Di saat itulah disadari bahwa mungkin ada pemahaman yang salah tentang konten panduan tersebut, atau bisa juga benar cara memahaminya tetapi salah cara menerapkannya. Atau boleh jadi benar memahaminya dan benar juga cara mengimplementasikannya, tetapi konteks ruang dan dan waktunya tidak sesuai.
Oleh karena itu, istilah ‘amaliyatut tadayyun mengacu pada proses beragama yang berlangsung secara terus menerus. Di dalam Islam penilaian pada diri seseorang bukan hanya pada awal kehidupannya, pertengahannya, atau hanya akhirnya, melainkan dilihat secara total keseluruhannya, walaupun memang derajat yang paling menentukan adalah pada ujung kehidupan seseorang.
Ketika seseorang ditarbiyah dengan cara-cara Islam, maka berarti ia dibantu untuk memahami konten panduan dan cara melaksanakannya serta didorong untuk melaksanakannya. Bila kemudian di lapangan ketika berinteraksi ditemukan fakta bahwa orang tersebut memiliki kesalahan dan kekurangan, maka hal itu menunjukkan bahwa proses beragama itu (‘amaliyatut tadayyun) masih terus berlangsung terus menerus sepanjang hidup sebagai proses pembelajaran (‘amaliyatut ta’allum) juga sepanjang hidup. Oleh karena itu, agama Islam juga menyediakan satu konsep lain yang disebut perbaikan berkesinambungan (ishlaahul mustamir) melalui mekanisme taubat.
Taubat adalah konsep perbaikan berkesinambungan. Selama ini banyak yang salah memahami sehingga menganggap taubat hanya berupa pengakuan dosa. Padahal misalnya, seseorang yang baru saja shalat, juga mengucap istighfar, karena bisa saja pada saat shalat, hatinya tidak khusyu’. Oleh karena itu, walaupun seseorang sedang melakukan suatu amal yang bila dilihat secara fiqih, saqathal waajib, kewajiban selesai tertunaikan, tetap harus beristighfar atas ketidaksempurnaan amalnya. Apalagi Rasulullah SAW bersabda bahwa berapa banyak orang yang shalat, namun tidak mendapatkan dari shalatnya kecuali hanya sepersepuluhnya, maka konsep taubat juga bermakna penyempurnaan amal. ‘Amaliyatyt tadayyun (proses beragama) bukanlah proses sekali jadi, melainkan membutuhkan waktu sebagaimana proses pertumbuhan manusia di dalam rahim ibu juga bertahap. Hal itu pula hikmahnya mengapa nabi diangkat pada tingkat kematangan usia tertentu, yakni di puncak kematangannya.
“Dan tatkala dia cukup dewasa…” (Q.S. Yusuf:22)
Demikian pula manusia tumbuh dan berkembang, sehingga umur 1-20 tahun berbeda dengan umur 20-40 tahun, dan berbeda lagi dengan manusia dari 40 ke 60. Begitu juga ketika seseorang berusaha memahami teks Al Qur’an dan Sunnah yang akan berbeda di setiap fasenya. Sulit misalnya membacakan surat as-Sajadah ayat 16 kepada seorang remaja berusia 15 tahun, bahwa seolah-olah ia tidak boleh tidur.
“tatajaafa junuubuhum ‘anil madhooji'”
Hal itu akan sulit dimengerti oleh remaja tersebut , demikian pula ketika dibacakan ayat tentang makar sebagaimana dalam surat Ali-Imran ayat 54:
“wa makaruu wa makarAllah”
Sebab akumulai pengalaman hidup, bacaan dan pengetahuan, akan mempengaruhi cara seseorang memahami ayat-ayat tersebut. Demikian rumitnya proses ‘amaliyatut tadayyun, sehingga hanya dengan memahami proses beragama itulah, kita akan bisa memahami pula rumitnya ‘amaliyah tarbawiyah (proses tarbiyah) dan ‘amaliyatut takwin (proses pembinaan) yang diterapkan kepada seseorang agar mampu berinteraksi dengan ruang dan waktunya berdasarkan patokan-patokan nilai-nilai agamanya. Terlebih lagi pelakunya adalah manusia dan obyek pembinaanya pun manusia yang memiliki perbedaan-perbedaan, sehingga “output”pun menjadi berbeda-beda. Oleh karena itu, yang lebih perlu kita pahami dan sepakati adalah standar output seperti apa yang ingin dilahirkan oleh Islam melalui ‘amaliyah tarbawiyah tersebut.
~~bersambung
sumber: buku “SPIRITUALITAS KADER” karya Anis Matta
Banjarmasin.05.10.14
19.15 WITA
SPIRITUALITAS KADER | Seni Menciptakan Karakter Manusia bag-1
Muhammad Quthb menulis buku yang memberikan landasan filosofi teoritis dan penerapan konsep tarbiyah. yakni Manhajut-tarbiyah Islamiyah. Buku ini terbagi dalam dua jilid, jilid pertama berisikan tentang teori dan jilid kedua tentang aplikasinya. Muhammad Quthb mendefinisikan tarbiyah dalam satu kalimat yang sederhana, namun mewakili mafahim tarbiyah yang benar.
at-Tarbiyah hiya fannush shinaa’atil insaan. Tarbiyah adalah seni menciptakan manusia.
Setelah Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuknya yang utuh dengan semua jasadnya, maka tugas tarbiyah adalah “menciptakan ulang” manusia tersebut di atas bentukan dasar fitrah saat ia lahir. Oleh karena itu beliau mengatakan “at-Tarbiyah hiya fannush shinaa’atil insaan”, atau seni menciptakan manusia. Bila kita tambahkan degan shifatul Islam, sehingga menjadi tarbiyah Islamiyah, maka tarbiyah Islamiyah adalah seni menciptakan manusia dengan cara-cara yang Islami.
Bagaimanakah cara menciptakan manusida dengan cara Islam? Pertama-tama, kembali kepada definisi Islam, yang kemudian diintergrasikan dengan makna tarbiyah itu sendiri. Islam adalah sistem hidup yang diturunkan Allah SWT bagi manusia dengan bumi sebagai ruang hidupnya dan rentang masa kerja yang disebut sebagai umur dalam skala individu sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” [Q.S. Ali ‘Imraan:185]
Selain itu juga ada akumulasi umur individu-individu dalam satu komunitas yang membentuk umur umat dan jika umur umat digabung menjadi satu, maka akan menjadi umur peradaban.
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu…” [Q.S. al-A’raf:34]
Oleh karena itu, ada tiga unsur yang saling berinteraksi yakni ruang berupa bumi, waktu atau zaman dan manusia sebagai pelaku di dalam ruang dan waktu tersebut. Agar manusia mampu berinteraksi dengan sesama manusia dan dengan alam ruang dan waktu tertentu, maka ia memerlukan panduan berupa agama. Interaksi manusia di dalam ruang dan waktu tertentu dengan menggunakan ajaran agama disebut at-tafaa’ul ad-diiniy (interaksi relijius), yakni manusia yang meyakini nilai-nilai agama kemudian menerapkannya satu persatu di dalam kerangka ruang dan waktunya.
Hal yang paling penting adalah terjadinya proses interaksi antara nilai-nilai yang diyakini atau agama dengan manusia yang menjadi pelaku dalam ruang dan waktu tertentu. Bila dilakukan kilas balik, maka ketika Allah SWT menciptakan Adam dan Hawa, agama yang diturunkan kepada Adam dan Hawa pun disesuaikan dengan kebutuhan dua orang tersebut. Tentu saja pada waktu itu belum ada ajaran agama tentang negara. Kemudian ketika Adam dan Hawa mulai membentuk keluarga, maka ajaran agama yang turun disesuaikan dengan kebutuhan struktur sosial manusia sebagai keluarga. Selanjutnya ketika keluarga ini berkembang menjadi kabilah dan mulai merambah ke wilayah-wilayah lain di muka bumi ini, maka agama yang diturunkanNya juga disesuaikan dengan kebutuhan kabilah. Demikian pula ketika kabilah berkembang lebih besar lagu sehingga menjadi bangsa, maka agama yang diturunkanNya pun disesuaikan pula dengan kebutuhan skala negara.
Oleh karena itu, diperlukan banyak nabi dan rasul untuk membawa ajaran-ajaran agama yang disesuaikan dengan pertumbuhan manusia, agar agama sebagai penduai sesuai dengan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup dan berinteraksi di dalam ruang dan waktunya itu. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa jumlah nabi dan rasul itu sekitar 125.000 orang dan di riwayat lain disebutkan sekitar 350.000 nabi dan rasul, hingga akhirnya Allah SWT menghentikan mata rantai kenabian itu pada diri Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Selanjutnya manusia dianggap sudah bisa berinteraksi tanpa perantara nabi dan langsung menggunakan al-Qur’an sebagai panduan.
~~bersambung
sumber: buku “SPIRITUALITAS KADER” karya Anis Matta
Banjarmasin.03.10.14
00.18 WITA
HAVING FUN WITH THE LIEBSTER AWARD
Bismillahirrahmanirrahim…
mumpung lagi selo dan “sabtu malam” juga, saya mau mengerjakan PR dari Dhita. Sebetulnya dulu pernah dapet tugas kyk gini, tapi itu zaman baheula banget, waktu masih ada dan masih punya multiply. Sekarang udah almarhmum.
Terimakasih juga buat Dhita yang udah memberikan tugas ini, kunjungi blognya ya → masiyarahpradhitasari.wordpress.com
Niatnya emang mau nulis sekalian mumpung sekarang ini lagi ada yang kepo #nomention :p
kasihan juga dia gak bisa kepo soalnya twitter saya udah di set as private. Adil kan? Hehe
❤ Apa itu Liebster Award? :
Liebster Award sendiri bertujuan untuk menjalin keakraban sesama komunitas blogger. Penghargaan ini didedikasikan kepada blog-blog yang mendukung blogger baru dengan harapan mendapatkan wawasan ke dalam komunitas blogging.
❤ Bagaimana < Caranya? :
- Post award ke blog kamu
- Sampaikan terima kasih kepada blogger yang mengenalkan award ini & link back ke blog dia
- Share 11 hal tentang kamu
- Jawab 11 pertanyaan yang diberikan padamu
- Pilih 11 blogger lainnya dan berikan mereka 11 pertanyaan yang kamu inginkan
❤ 11 Hal Tentang Jupri :
1. Anak ke 2 dari 3 bersaudara. Jarak dengan kakak 3 tahun, jarak dengan adek 10 tahun. Lahir 14 Februari 1990. Biasanya temen2 di kelas banyak yg hafal. Trus ngasih hadiah deh. #ngarep
2. Suka warna biru dan cokelat. Adem liatnya. Paling jarang bahkan gak mau pakai baju warna ngejreng, merah apalagi kuning -_-
3. Mantan pemain marawis, dulu sering roadshow ke beberapa kota. Depok dan Tangsel sih Hehe… tapi semenjak pindah ke sekolah berasrama sampai sekarang gk pernah ikut lagi
4. Jadi anak rantau sejak kelas 1 SMA, tinggal di asrama yang sering dibilang penjara suci. Hidup terkekang tapi menyenangkan. Bayangpun, HP dan Laptop gak boleh terlihat berkeliaran di lingkungan sekolah dan asrama. #pfft
5. Berat saya dari semester 1 kuliah sampai sekarang stabil banget hehe… gak pindah-pindah jarum timbangannya. Pernah ditolak untuk donor darah.
6. Kepo. Katanya sih. Apalagi pernah jadi admin di 3 lembaga resmi kampus, 2 lembaga non resmi kampus, 1 organisasi mahasiswa tingkat nasional. Jadi kalau satu di block masih bisa pakai akun lain. #nomention :p
7. makanan kesukaan: gado-gado, bubur ayam, nasi uduk sambel kacang. Minuman kesukaan: jus
8. hobi baca tulisan orang terutama pengalaman-pengalaman mereka buat inspirasi. Jadi semua friend wordpress ini paling nggak sudah saya kepo-in tulisannya. 😀
9. pernah bikin nangis anak orang di kampus, skrg udah tobat 🙂
10. Prinsip: di dunia maya gak usah terlalu serius. Cukup yang di dunia nyata aja diseriusin. #eh
11. pendiam. hehe
❤ Ini Pertanyaan dari Dhita
1. Sejak Kapan kamu ngeblog? Alasan?
Ngeblog pertama kali waktu tahun 2006. waktu itu punya akun blogspot dan blogsome. Tapi bukan blog pribadi sih. Blog Divisi Imtaq OSIS. Jadi isinya kegiatan-kegiatan kesiswaan dan artikel buletin jum’at dll. Menjelang lulus SMA baru buat wordpress, tepatnya April 2008. ini saat masa galau-galaunya anak kelas 3. masuk sekolah dari jam 7 pagi sampai maghrib selama 1 semester. Setelah itu malamnya ada tambahan kajian asrama sampai jam 9 #huft, jadi untuk mengurangi kepenata disekolah saya curi-curi waktu buat ke perpus untuk ngenet. Biasanya yang lain makan siang di kantin, saya ke perpus, karena stok komputer terbatas, jadinya harus rebutan. Masuk kampus pernah punya multiply, cuma sebentar sih krn habis itu multiply-nya dihapus dari peredaran.
Alasan ngeblog sebetulnya berawal dari hobi saya yang baca tulisan-tulisan orang. Kyknya enak banget bacanya, banyak hikmah yang bisa diambil. Oleh karena itu, saya juga pengen seperti mereka, meninggalkan jejak bermanfaat di dunia maya ini, yang bisa dibaca orang meskipun saya sudah tidak ada lagi T.T
2. Sebutkan 3 buku favorit mu?
Buku bacaan ya: waktu SMA suka baca buku karya Boim Lebom (Faris dan Haji Obet), karya-karya O.Solihin (Jangan Jadi Bebek). Itu buku ringan aja sih, fiksi. Kalau buku yang agak beratan dikit “Ketika Cinta Bertasbih.” hehe berat timbangannya.
3. Siapakah tokoh yang menginspirasi hidup mu dan sebutkan kenapa?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kalau ‘tokoh’ zaman sekarang → murabbi pertama, dia yang menjerumuskan saya masuk sekolah berasrama.
4. Sebutkan 3 kegiatan favoritmu?
Blogwalking, Menganalisa, dan Jalan-jalan.
Blogwalking itu bukan kepo ya. Tapi lebih kepada mencari hikmah dari kisah hidup orang lain. Tentang semangat mereka. Tentang bagaimana mereka mengubah diri mereka menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Menganalisa apapun yang ada disekitar. ini lagi-lagi bukan kepo ya. Tapi lebih kepada memperhatikan sikap dan mengambil kesimpulan kenapa orang lain bisa seperti ini dan itu. Bagaimana masa muda orang sukses itu dan apa yang biasanya dilakukan oleh orang yang luar biasa menurut saya.
Jalan-jalan. ini sebenarnya kegiatan favorit yang masih dalam cita-cita. Pengennya jalan-jalan keliling negeri sendiri. menikmati indahnya bumi pertiwi dari sabang sampai merauke.
5. Sebutkan 5 tempat yang ingin kamu kunjungi !
Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsha, Ayya Shofia, dan pengen keliling Indonesia
6. Punya profesi impian? Apa? Dan kenapa ?
Jadi ayah yang baik. Karena saya tidak ingin hanya menuntut memiliki istri yang baik dan mendampingi ibu yang baik bagi anak-anak.
Karena untuk proyek besar peradaban ini butuh kerjasama saling menguatkan dan melengkapi kekurangan.
7. Deskripsikan nama blog mu. Kenapa memilih nama tersebut dan apa maknanya?
Merangkai puzzle. Karena sejatinya hidup kita ini adalah rangkaian kisah-kisah terpisah yang pada saatnya nanti akan terangkum dalam puzzle indah yang baru akan kita sadari. Saya merasakan demikian, bahwa apa yang terjadi pada saya saat ini adalah efek dari serpihan-serpihan masa lalu yang pernah saya perbuat. Dan seperti ada rangkaian saling terhubung antar satu kejadian dengan kejadian lain dalam hidup saya yang bahkan potongan-potongan kejadian itu sempat terpisah jarak dan waktu.
8. Apa rencana jangka panjang kamu agar bermanfaat bagi banyak orang?
Ingin punya usaha sendiri. Mandiri finansial. Baik dan membaikkan. serta menjadi ‘penyuplai’ generasi terbaik di zamannya.
9. Apa surat dalam Alquran yang paling kamu sukai ?
Semua suka. Mudah-mudahan bisa dihafal juga dan diamalkan
10. Apa yang akan kamu lakukan dengan duit Rp 100.000.000,- ?
2.5% buat zakat. 5 % sedekah. 20% investasi. 30% bisnis. 42.5 % untuk pengeluaran.
11. Tuliskan 3 hal yang membuat kamu semangat menjalani hidup
cinta. harapan. dan keyakinan.
Demikian coretan malam ini, sebetulnya ingin melanjutkan lagi. tapi kok nyari daftar blog di dashboard gak ketemu -_-.
sinyalnya sedang lelah mungkin. yaudah gitu aja ya. Terimakasih Dhita atas lemparan tugasnya.
kalau ada yang mau dikonfirmasi via WA aja ya. cc:…….. #ahsudahlah :p
—:::—
Alhamdulillah~ selesai~
Komentar Terbaru