SPIRITUALITAS KADER | Seni Menciptakan Karakter Manusia bag-1


Muhammad Quthb menulis buku yang memberikan landasan filosofi teoritis dan penerapan konsep tarbiyah. yakni Manhajut-tarbiyah Islamiyah. Buku ini terbagi dalam dua jilid, jilid pertama berisikan tentang teori dan jilid kedua tentang aplikasinya. Muhammad Quthb mendefinisikan tarbiyah dalam satu kalimat yang sederhana, namun mewakili mafahim tarbiyah yang benar.

at-Tarbiyah hiya fannush shinaa’atil insaan. Tarbiyah adalah seni menciptakan manusia.

Setelah Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuknya yang utuh dengan semua jasadnya, maka tugas tarbiyah adalah “menciptakan ulang” manusia tersebut di atas bentukan dasar fitrah saat ia lahir. Oleh karena itu beliau mengatakan “at-Tarbiyah hiya fannush shinaa’atil insaan”, atau seni menciptakan manusia. Bila kita tambahkan degan shifatul Islam, sehingga menjadi tarbiyah Islamiyah, maka tarbiyah Islamiyah adalah seni menciptakan manusia dengan cara-cara yang Islami.

Bagaimanakah cara menciptakan manusida dengan cara Islam? Pertama-tama, kembali kepada definisi Islam, yang kemudian diintergrasikan dengan makna tarbiyah itu sendiri. Islam adalah sistem hidup yang diturunkan Allah SWT bagi manusia dengan bumi sebagai ruang hidupnya dan rentang masa kerja yang disebut sebagai umur dalam skala individu sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” [Q.S. Ali ‘Imraan:185]

Selain itu juga ada akumulasi umur individu-individu dalam satu komunitas yang membentuk umur umat dan jika umur umat digabung menjadi satu, maka akan menjadi umur peradaban.

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu…” [Q.S. al-A’raf:34]

Oleh karena itu, ada tiga unsur yang saling berinteraksi yakni ruang berupa bumi, waktu atau zaman dan manusia sebagai pelaku di dalam ruang dan waktu tersebut. Agar manusia mampu berinteraksi dengan sesama manusia dan dengan alam ruang dan waktu tertentu, maka ia memerlukan panduan berupa agama. Interaksi manusia di dalam ruang dan waktu tertentu dengan menggunakan ajaran agama disebut at-tafaa’ul ad-diiniy (interaksi relijius), yakni manusia yang meyakini nilai-nilai agama kemudian menerapkannya satu persatu di dalam kerangka ruang dan waktunya.

Hal yang paling penting adalah terjadinya proses interaksi antara nilai-nilai yang diyakini atau agama dengan manusia yang menjadi pelaku dalam ruang dan waktu tertentu. Bila dilakukan kilas balik, maka ketika Allah SWT menciptakan Adam dan Hawa, agama yang diturunkan kepada Adam dan Hawa pun disesuaikan dengan kebutuhan dua orang tersebut. Tentu saja pada waktu itu belum ada ajaran agama tentang negara. Kemudian ketika Adam dan Hawa mulai membentuk keluarga, maka ajaran agama yang turun disesuaikan dengan kebutuhan struktur sosial manusia sebagai keluarga. Selanjutnya ketika keluarga ini berkembang menjadi kabilah dan mulai merambah ke wilayah-wilayah lain di muka bumi ini, maka agama yang diturunkanNya juga disesuaikan dengan kebutuhan kabilah. Demikian pula ketika kabilah berkembang lebih besar lagu sehingga menjadi bangsa, maka agama yang diturunkanNya pun disesuaikan pula dengan kebutuhan skala negara.

Oleh karena itu, diperlukan banyak nabi dan rasul untuk membawa ajaran-ajaran agama yang disesuaikan dengan pertumbuhan manusia, agar agama sebagai penduai sesuai dengan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup dan berinteraksi di dalam ruang dan waktunya itu. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa jumlah nabi dan rasul itu sekitar 125.000 orang dan di riwayat lain disebutkan sekitar 350.000 nabi dan rasul, hingga akhirnya Allah SWT menghentikan mata rantai kenabian itu pada diri Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Selanjutnya manusia dianggap sudah bisa berinteraksi tanpa perantara nabi dan langsung menggunakan al-Qur’an sebagai panduan.

 

~~bersambung

sumber: buku “SPIRITUALITAS KADER” karya Anis Matta

Banjarmasin.03.10.14

00.18 WITA

About jupri supriadi

unzhur maa qaalaa walaa tanzhur man qaalaa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: