Archive | April 2015

Perjalanan (1)


Hampir satu tahun aku meninggalkan kota ini, Jogja. Tempat dimana segala peristiwa menjadi nuansa penuh makna yang setiap orang ingin merasakan kembali hangatnya, nyamannya dan menariknya kota ini. Bekasi, Serang, Banjarmasin telah menjadi pelabuhan tinggalku selanjutnya setelah kota ini. Namun selalu ada ‘rasa’ untuk terus mengenang Jogja, atau paling tidak berinteraksi dengan kehidupan orang-orang yang masih tinggal di sana. Teman-temanku banyak yang masih tinggal di sana, entah untuk melanjutkan skripsinya, kerja atau masih harus berjuang merampungkan perjuangannya dalam  berlembar-lembar catatan skripsi.

Ada kerinduan, Ada harapan, Ada kenangan yang masih tersimpan dalam. Berbagai momentum-momentum berkesan yang pernah kulalui di sana membuatku ingin mengunjunginya kembali. Beberapa kali akupun singgah di sana, hanya sekedar melepas rindu.

==========

Perjalanan hidup setahun yang kualami selepas kehidupan kampus pun mulai menemui titik dimana kehadiran seorang pendamping menjadi sesuatu yang mulai kupikirkan. Istri. Ya… seorang yang akan menemaniku bersama untuk berproses terus menjadi baik dan menapaki tahapan selanjutnya dalam hidup ini. binaul usrah.

Teringat sebuah obrolan dimana dulu saat menjadi mahasiswa banyak teman-teman yang bercerita bagaimana perjalannya hingga menemukan sekeping hatinya dan berakhir dalam bingkai rumah tangga. Ada teman yang menyampaikan bahwa ia dijodohkan oleh orang tuanya, dipertemukan oleh MR nya, nembak langsung ke calon dengan diawali kode-kodean rahasia ataupun cinta lokasi saat KKN yang berakhir di pelaminan. Serta masih banyak lagi kisah teman-teman yang kemudian membuatku berpikir. Langkah apa yang harus kutempuh?

==========

2 Maret 2014.

Bismillah.. sent!

Assalamu’alaikum mas.. berikut biodata saya, mohon koreksi kalau ada yg tdk sesuai format :)”

kurang lebih begitulah isi pesan yang kusampaikan di badan email yang terkirim ke MR ku waktu itu. Singkat, hanya sebaris kalimat penuh harap akan terjawabnya segera emailku itu. Langsung ku sandingkan juga pesan singkat via whatsapp, hendak mengabari beliau bahwa email yang diminta sudah kukirimkan.

“Sudah saya kirim emailnya mas.”

“Oke akh Jupri, ana teruskan ke BK**S kampus. Semoga berkah dan diberkahi”

Sebetulnya, bisa saja aku kirimkan pesan lebih panjang, ...”semoga segera ada jawabannya. Hehe” . Tapi aku juga sadar bahwa sedang banyak juga yang berproses di sana, sehingga harus menunggu waktu yang tepat.

Hari berganti hari, minggu per minggu kian berlalu dan 4 bulan pun sudah kulewati dengan resah yang menderu. Dalam hati aku bertanya,“kok belum juga ada jawaban ya.”

Hampir 4 bulan itu aku tak mengontak MR, namun karena rasa penasaranku kian bertambah, kuberanikan diri untuk bertanya ke MR ku itu.“biasanya jawaban proposal itu berapa lama ya mas?”

Aku bertanya diplomatis, supaya tak terkesan mengejar-ngejar beliau. 

“punya antum sedang di syurokan.”

Padahal aku tak bertanya tentang emailku, tapi beliau menjawab langsung mengarah ke pertanyaan tersirat yang aku ajukan. hehe

============

bersambung…….