Arsip | Akademis RSS for this section

Tuan Pemarah dan Nyonya Baik Hati


Gambar dibawah ini merupakan materi kuliah Radiasi Visual yang pernah saya dapatkan di semester 4 yang lalu. Gambar tersebut adalah dua buah potret, yaitu potret ‘tuan pemarah’ dan ‘nyonya baik hati’, yang diciptakan oleh Philippe G. Schyns dan Aude Oliva [2]. Kedua potret ditampilkan dalam ukuran besar, secara berdampingan: ‘tuan pemarah’ di sebelah kiri dan ‘nyonya baik hati’ di sebelah kanan. Menurut petunjuk permainan dalam surat elektronik, pada awalnya anda diminta duduk atau berdiri dekat di depan komputer. Lalu perlahan-lahan anda mundur menjauh sambil tetap memperhatikan kedua potret yang bersebelahan itu, hingga tiba-tiba kedua potret itu bertukar tempat: ‘tuan pemarah’ sekarang ada di sebelah kanan, dan ‘nyonya baik hati’ di sebelah kiri! Bagaimana mungkin?

Setiap objek yang kita lihat memiliki resolusi (tingkat ketelitian) yang berbeda-beda. Sebuah objek yang terdiri dari detail yang tajam dan teliti dikatakan memiliki resolusi yang tinggi. Sedangkan objek gambar dengan resolusi rendah punya tingkat ketelitian yang tidak tajam. Mata kita hanya mampu mendeteksi resolusi dengan rentang yang terbatas. Kedua potret di atas sama-sama mengandung informasi dengan resolusi yang tinggi maupun rendah. Di potret yang kiri, gambar ‘tuan pemarah’ memiliki resolusi tinggi, sedangkan gambar ‘nyonya baik hati’ memiliki resolusi rendah. Sebaliknya, di potret yang kanan, gambar ‘nyonya baik hati’ beresolusi tinggi dan gambar ‘tuan pemarah’ beresolusi rendah. Ketika kita berada dekat dengan layar komputer, maka resolusi tinggi lebih mudah ditangkap mata kita, sehingga ‘tuan pemarah’ tampak muncul di kiri. Sementara itu ketika kita menjauh dari layar, resolusi rendah menjadi lebih mudah terdeteksi mata, dan ‘tuan pemarah’ terlihat di kanan.

Untuk mengamati transisi itu, sebenarnya ada cara lain selain maju dan mundur di depan layar komputer. Salah satu alternatifnya adalah dengan membesarkan dan mengecilkan tampilan kedua potret pada layar [3]. Sedangkan alternatifnya, jika anda kebetulan berkaca mata minus, adalah dengan memakai dan melepaskan kacamata anda. Saat anda memakai kacamata, maka mata akan terbantu menangkap resolusi tinggi. Sedangkan saat anda melepas kacamata, maka kemampuan mata anda yang terbatas hanya akan menangkap resolusi rendah dalam kedua potret.

Nah, selamat bermain dengan mata anda!

[1] D.K. Lynch dan W. Livingston, “Color and Light in Nature”, Cambridge University Press, 2001
[2] http://www.ianrowland.com/MiscPages/Mrangryandmrscalm.html
[3] http://www.ianrowland.com/MiscPages/Mrangryandmrscalm2.h
tml

sumber: http://sites.google.com/site/geaari/ayobermaindenganmata!

==================================

Coba picingkan mata anda sejenak dalam melihat gambar tersbut, maka akan terjadi pertukaran karakter antara potret sebelah kiri dengan yang sebelah kanan. Perhatikan lebih dalam…

Kadang manusia mudah sekali menjudge si “A” orangnya gini, si “B” kayak gini… Tapi bisa jadi itu hanya prasangka…. atau ‘pandangan’ mata kita yang salah.

Pandangan mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih

Hati kalau selalu bersih
Pandangannya akan menembus hijjab
Hati jika sudah bersih
Firasatnya tepat karena Allah

Tapi hati jika dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran
Tapi hati jika dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran

(Snada)

Konferensi Internasional Perubahan Iklim 8-10 Maret 2010


Beberapa pekan lalu baru saja diselenggarakan kegiatan Konferensi Internasional Perubahan Iklim yang bertajuk “International Conference and workshop on the role or higher education in adapting to eco-system and climate Change”. Bertempat di ruang seminar Pasca sarjana UGM, acara tersebut dihadiri oleh sejumlah delegasi dari berbagai negara, sperti India, Srilanka, Malaysia, Vietnam, Filipina, Jepang, Thailand dan Australia. Kegiatan konferensi yang siselenggarakan pada tanggal 8-10 Maret ini juga dihadiri oleh Menti Pekerjaan Umum RI, Bpk Dr. (HC). Ir. Djoko Kirmanto, Dip. HE dan Prof. Emil Salim.

Kegiatan hari pertama di selenggarakan di ruang seminar Pasca Sarjana yang dibuka dengan sambutan oleh rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Sudjarwadi diiringi dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi yang sangat baik kepada seluruh panitia dan juga peserta yang telah peduli terhadap dampak perubahan iklim yang sedang terjadi.

Kegiatan hari kedua diisi dengan kunjungan lapangan (fieldtrip) ke kawasan hutan pendidikan Wanagama. Hutan yang terletak di daerah Gunung Kidul ini merupakan kawasan hutan pendidikan percontohan dan terbesar se Asia Tenggara. Hutan pendidikan yang memiliki luas 600 Ha ini terletak kurang lebih 35 km dari kota Jogja.

Yang menjadi keunikan dari hutan ini adalah, profil tanahnya yang dipenuhi oleh bebatuan sehingga sering disebut batuan bertanah. Dulunya, kawasan ini merupakan bukit-bukit bebatuan yang sangat gersang sampai akhirnya pada tahun 1966, beberapa profesor dari Fakultas Kehutanan UGM berinisiatif untuk melakukan uji coba penghijauan kawasan tersebut. Dan pada akhirnya, hasil kerja keras mereka dapat kita lihat sekarang ini di Wanagama, dimana kesan Gunung Kidul yang gersang seolah sirna dengan keberadaan Wanagama tersebut.

Daerah kunjungan lapangan kedua adalah Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Desa ini merupakan desa binaan Fakultas Teknik UGM melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Program Pengembangan Masyarakat (KKN-PPM). Melalui kegiatan KKN-PPM ini mahasiswa mencoba untuk mengatasi masalah kekurangan sumber air untuk kehidupan sehari-hari mereka. Mengingat teksur tanah daerah tersebut yang sangat gersang dan berbatu. Melalui berbagai penelitian, ditemukanlah sumber air yang selama ini belum dimanfaatkan oleh warga sekitar, yaitu air di Gua Plawan. Sumber air dipompa dari sungai bawah tanah di dasar Gua Plawan dengan ketinggian 103 m dari daerah pemukiman warga.

Hari terakhir merupakan agenda inti dari konferensi ini, yaitu penyusunan kurikulum perubahan iklim untuk dimasukkan ke dalam kurikulum kampus yang menjadi bagian dari UN-CECAR (University Network for Climate and Ecological Change Adaptation Research)

Acara yang diselenggarakan selama 3 hari ini merupakan kerjasama antara United Nation University (UNU) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) serta melibatkan 3 lembaga kemahasiswaan yang berada di UGM, yaitu BEM Fakultas Teknik, Gama Cendekia, dan Cendekia Teknika. Semoga ini menjadi langkah awal yang baik bagi UGM untuk terus berkontribusi bagi dunia. Meskipun baru pertama kali mengadakan kegiatan bertaraf internasional, kepanitiaan yang dijalankan oleh mahasiswa ini mendapat apresiasi yang sangat baik dari para peserta konferensi. “…memang benar, yang kita butuhkan bukanlah superman, atau bahkan super women,,tapi yang kita butuh adalah super team! dan itulah kepanitiaan Climate Change Conference! unik, beragam, tapi solid!”  Ungkap Dede Miftahul Anwar yang merupakan koordinator kepanitiaan dari  mahasiswa.

Krisis Energi di Indonesia


Berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008-2027, dibutuhkan kapasitas pembangkit listrik tak kurang dari 149 GW pada tahun 2027. Sementara itu saat ini kapasitas pembangkit kita tak lebih dari 21 GW.

Fenomena inilah yang terjadi dalam pengadaan energi di Indonesia. Krisis energi menjadi perhatian serius yang harus segera dicarikan solusinya. Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia ini tentu membutuhkan pasokan energi listrik yang tidak sedikit apalagi bahan bakar untuk keperluan sehari-hari yang semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan masyarakat Indonesia.

Mengapa krisis energi ini bisa terjadi?

Salah satu penyebabnya adalah terlalu besarnya ketergantungan penyediaan energi Indonesia pada bahan bakar minyak. Saat ini, sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Sedangkan bila dilihat dari sisi supply, sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia sudah sangat tua dan tidak layak lagi untuk dioperasikan. Ditambah lagi dengan semakin berkurangnya kegiatan eksplorasi menyebabkan semakin berkurangnya produksi minyak Indonesia. Penurunan kapasitas produksi ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1995, dengan penurunan tercepat terjadi sekitar tahun 2002.

Melihat permasalahan krisis energi itu, harus ada penanganan yang lebih terarah agar krisis energi yang terjadi tidak semakin parah,  karena ketika sumber energi tidak dapat diperoleh lagi maka banyak proyek-proyek industri, kegiatan pendidikan, sosial dan lain sebagainya yang akan terhambat.

Dampak yang ditimbulkan dari krisis energi ini sudah mulai terasa di kalangan masyarakat. Khusunya masyarakat kelas menengah ke bawah. Krisis bahan bakar berbasis fosil ini telah berdampak pada melonjaknya harga bahan bakar. Tidak berhenti di situ saja. Akibat melonjaknya harga bahan bakar dengan berbagai macam produk turunannaya harga sembako ikut melambung. Akhirnya beban masyarakat semakin berat. Nasib masyarakatpun semakin menderita.

Melihat dampaknya yang bisa semakin meluas mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis tersebut. Salah satu diantaranya adalah melakukan diversifikasi pemakaian sumber energi, dari yang semula hanya memanfaatkan energi fosil, lalu diperluas dengan memanfaatkan energi berbahan baku nabati sebagai sumber energi alternatif.

Bahan bakar nabati yang sedang dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif adalah tanaman jarak karena tanaman ini dapat diolah menjadi biofdiesel. Pengolahan 3 kg biji jarak akan menghasilkan satu liter biodiesel. Namun, yang masih menjadi kendala adalah konversi lahan untuk penanaman jarak, karena semakin menurunkan persentase lahan untuk pertanian yang pada akhirnya berdampak pada hasil pertanian yang dihasilkan. Hasil yang ditargetkanpun belum maksimal. Tercatat baru sekitar 5 % lahan yang baru terealisasikan sebagai lahan Jarak pada 2007 lalu (dari 600.000 hektar target, hanya tercapai 25.000 hektar).

Kondisi seperti ini tentunya harus menjadi pemantik bagi para peneliti di Indonesia agar bisa dengan cepat menemukan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan bisa mengatasi krisis energi yang semakin mengkhwatirkan. Bila berharap pada bahan bakar fosil tentunya kita akan semakin sulit mengimbangi harga minyak dunia yang semakin melambung harganya. Karena pada saat ini Indonesia sudah mulai mengandalkan impor minyak dari negara lain. Tidak lagi sebagai negara pengekspor minyak seperti beberapa tahun lalu.

Proyek pembangunan reaktor nuklir pun sampai saat ini masih belum bisa terealisasikan. Disatu sisi ada keinginan dari para peneliti untuk segera membangun reaktor nuklir yang bisa dibunakan sebagai sumber energi listrik, namun di sisi lain belum adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkn proyek tersebut. Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat atau India, seharusnya kita sebagai anak bangsa lebih bersemangat untuk mendukung pembuatan reaktor nuklir. Karena efisiensi yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan penggunaan batubara atau minyak bumi. Mengenai limbah nuklir yang dikhawatirkan dapat merusak lingkungan, seharusnya sudah tidak dipermasalahkan lagi karena reaktor nuklir sudah mempunyai SOP (Standar of Procedure) yang mengatur pembuangan limbah tersebut agar tidak sampai mencemari lingkungan. Masyarakatpun tidak perlu khawatir dengan radiasi nuklir karena sekarang lapisan dinding reaktor sudah dibuat sedemikan hingga agar ketebalannya aman untuk digunakan.

Dengan demikian, dalam mengatasi krisis energi di Indonesia tidak cukup bila hanya mengandalkan satu sumber energi alternatif saja, kita harus bisa menemukan banyak sumber energi alternatif yang terbarukan agar pasokan bahan bakar dan listrik untuk dalam negeri bisa terjamin keberadaanya.

 

 

Daya Tahan Lembaga


Seiring dengan kebutuhan dan pertumbuhan gerak dakwah di lapangan, menjadi suatu keniscayaan bagi kader dakwah untuk berbekal lebih banyak, tidak hanya pada satu komponen (lini) dakwah saja, tetapi harus integral mencakup semua komponen (lini) dalam rangka melebarkan sayap dakwah.

Apa yang menyebabkan Dionosaurus punah?
Ada beberapa teori yang menyatakan berbagai alasan mengenai penyebab punahnya hewan terebesar yang pernah ada di dunia ini.
1.Dinosaurus kalah bersaing dengan sekelompok mamalia baru
2.Alergi serbuk tanaman
3.Badannya terlalu besar
4.Adanya meteror yang jatuh ke bumi sehingga menyebabkan dionosaurus punah.

Teori keempat inilah yang merupakan teori terkuat dan diyakini oleh hampir semua ilmuwan.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat kita ambil sebuah ibroh (pelajaran) mengenai eksistensi sebuah lembaga/organisasi.

Pertama, Sebuah Organisasi akan tetap jaya dan eksis dalam melebarkan sayap pengaruhnya apabila ia mampu bersaing dengan lembaga/organisasi lain. Persaingan dalam kehidupan ini adalah sebuah keniscayaan, artinya hampir seluruh sendi kehidupan ini ada pihak-pihak yang saling berebut pengaruh atau peran.Dalam menghadap fase ini, sebuah lembaga/organisasi harus mempunyai plaaform yang jelas serta memiliki tujuan yang strategis, sehingga masyarakat akan lebih menaruh perhatian dan tertarik untuk mendukung segala kegiatan lembaga/organisasi tersebut. Tentunya platform yang diusung tak sekedar penghias AD/ART kelembagaan saja, tapi harus pula didukung dengan adanya sumber daya manusia (baca: Kader). Oleh karena itu peran Organisasi/lembaga dalam mengelola SDM yang ada sangatlah penting untuk tetep amenjaga keberlangsungan organisasi/lembaga tersebut.

Kedua, Keberlangsungan suatau organisasi/lembaga tergantung bagaimana ketahanan organisasi/lembaga tersebut dalam menghadapi berbagai guncangan, baik itu dari peramasalahan internal maupun adanya gannguan dari pihak eksternal. Oleh karena itu, butuh kesolidan antar kader dalam menyusun dan menyatukan gerak langkah lembaga. Dalam hal ini, peran mas’ul atau pemimpin sangatlah dibutuhkan unryuk bisa memberi semangat dan arahan kepada bawahannya agar bis tetap konsisten melaksanakan arah gerak lembaga.

Ketiga, Perumuhan sebuah lembaga yang sudah semakin besar dan sudah memiliki kemandirian dalam menata kelembagaan, tentu bis juga menjadi sebuah bumnerang bagi lembaga itu sendiri. Kebesaran sebuah lembaga tidak terlepas dari peran serta kader dan seluruh komponen penggerak lembaga, namun bila sayap-sayap lembaha itu sudah semakin lebar dan memiliki peran yang lebih besar tentu memiliki konsekuensi tersendiri dalam mengupayakan adanya sinergitas yanglebih baik agar seiring bertambahnya perang serta amanah yang diemban oleh sebuah lembaga tidak menjadikan lemabaga itu terlalu lelah dan akhirnya bisa mematikan gerak langkah lembaga.

Keempat, Adanya ancaman yang lebih besar dari lingkungan sekitar terhadap lembaga membutuhkan antisipasi yang lebih ekstra, sehingga ancaman kelembagaan yang muncul dari oraganisasi lain berupa pencekalan, fitnah maupun tindakan tidak sportif lainnya dapat ditangkal dengan baik.

Hikmah sebuah besi…


Satu pernyataan dalam ayat 25 Al-Hadid yang sering kali kita ucapkan berbunyi: “Wa anzalna al-hadid fiihi ba’sun syadid wa manaafi’u linnaas…” (Dan Kami turunkan (Inggris: send down) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia…) Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan kata “anzalna” (kami turunkan), sama seperti ketika Allah berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1: “Inna anzalnahu fii lailatil qadr…” (Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar…)

Dalam Bahasa Indonesia, jelas ada perbedaan arti antara “menurunkan” (send down) dengan “menciptakan” (create). Menurunkan sesuatu adalah kegiatan memindahkan sesuatu itu dari atas ke bawah atau dari langit ke bumi, sedangkan kegiatan menciptakan sesuatu bisa dilakukan di atas langit atau di atas bumi. Memang, dalam hal ini, Al-Quran juga menggunakan kata “anzalna” dalam arti menciptakan atau menampakkan sesuatu yang tadinya tidak nampak. Baca Selengkapnya..

Bank Syariah


Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila .Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Al-Baqoroh:275-278)

Bank syariah adalah bank yang segala sesuatu transkasi di dalamnya sesuai dengan syariah.
Secara umum ada tiga karektersitik bank syariah, yaitu: Baca Selengkapnya..