KulTwit (Kuliah Twitter) Tifatul Sembiring
Diambil dari twit tifsembiring pada hari Kamis, 11 November 2010.
Soal insiden salaman dg bu Michele obama sy tegaskan sbb:
1. Sy tetap pada pendirian/sikap utk tidak bersalaman dg wanita yg bukan muhrim.
2. Ini pandangan fikih Islam yg sy fahami. Sy juga tahu ada tokoh2 besar muslim yg tetap bersalaman dg wanita bukan muhrim, itu urusan ybs
3. Namun kadang2 ada situasi terdadak (tiba2) atau bertemu dg org2 yg tidak tahu sikap saya ini.
4. Biasanya dalam situasi acr kenegaraan atau kadang2 selepas mengisi pengajian di majelis taklim, ada bbrp ibu2 yg berebut mau bersalaman.
5. Dalam keadaan begitu, sentuhan dan bersalaman tdk bisa saya hindari. Saya memaklumi situasinya, hal ini tdk merubah pendapat sy semula.
6. Inilah yg terjadi ketika bertemu bu Michele Obama, beliau tamu negara, sy agk menahan tangan Obama saat bersalaman, lalu sampaikan pesan.
7. Menyusul dg Bu Michele, ini yg saya sebut dg situasi terdadak. Saya majukan 2 tangan, spt cara org Sunda bersalaman.
8.Dan terjadilah insiden salaman itu. Setelah kembali ke kantor, sy baca di twitter ada mention dari @unilubis
9. Kok Tifatul bersalaman dg bu Michele, tapi kalau dg kita2 perempuan tidak mau bersalaman.
10. Saya jawab di TL sy: Sdh ditahan 2 tangan, eh bu michele nya nyodorin tangannya maju banget…kena deh. @unilubis jadi tersungging..?
11. Saya merasa heran juga hal ini kemudian dikembangkan dan menjadi berita internasional
12. Fadjroel menuduh sy bohong, ini orang tdk pernah saya layani lagi, sy block, sebab selalu berpandangan negatif thd apapun yg sy lakukan.
13. Lalu Metro TV mengulasnya, menurut saya agak berlebihan dg membuat judul “Dusta Tifatul”. TIDAK ada dusta disitu, itu prinsip saya.
4. Dlm situasi tertentu ada hal2 yg saya tolerir dan hal tsb dalam Islam tdk termasuk Kabair (dosa2 besar). Mudah2an teman2 memakluminya.
Sang Pencerah di Tangan Sineas Liberal
Film bertema sosial-liberal dan kekiri-kirian sepertinya tidak dapat di lepas dari kehidupan seorang Setiawan Hanung Bramantyo. Setelah sukses dengan Lentera Merah (film yang berbau komunis), Doa yang Mengancam, Perempuan Berkalung Sorban (PBS), pria kelahiran Yogyakarta 1 Oktober 1975 ini juga baru saja mempersiapkan film yang berkisah tentang perjuangan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammaddiyah.
Menurut Hanung film tersebut lebih menitikberatkan pada upaya KH. Ahmad Dahlan meyakinkan umat Islam tentang pentingnya mendirikan sebuah organisasi Islam modern.
Menjadi pertanyaan besar buat kita para pembaca bagaimana seorang Hanung yang sudah terlanjur melekat sebagai sutradara sosial-liberal dan kekiri-kirian ini men-direct sosok KH. Ahmad Dahlan dalam Film “Sang Pencerah”.
Sosok KH. Ahmad Dahlan menurut salah satu murid beliau, HR Hadjid, dalam menggerakkan masyarakat untuk beramal dan berorganisasi KH Ahmad Dahlan berpegang pada prinsip: senantiasa mempertanggungjawabkan tindakan kepada Allah.
Seruan agar terikat pada syariah Allah ini bukan hanya ditujukan kepada masyarakat awam, namun juga kepada para pengambil keputusan (penguasa). KH Ahmad Dahlan menyerukan perlunya setiap pemimpin terus belajar sehingga lebih bijaksana dalam mengambil keputusan agar kehidupan pun lebih baik.
Selain itu, cita-cita KH Ahmad Dahlan sebenarnya adalah ingin menumbuhkan masyarakat Islam. Maksud masyarakat Islam ini adalah masyarakat yang berkarakter Islam dengan pola sunnah Muhammad saw. Untuk itulah KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Hanung Sang Sineas Liberal
Masih hangat dalam ingatan kita bagaimana film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) yang digarap langsung oleh Hanung sang sineas liberal mendapat kecaman keras baik oleh sutradara senior, ulama, maupun umat Islam. Film yang dirilis pada 15 Januari 2009 lalu tersebut dinilai sangat melecehkan Islam. Simbol pesantren, kiyai, santri serta ajaran-ajaran Islam digambarkan secara jelek, kaku, biadab, dan mengekang hak seorang perempuan.
Misbach Yusa Biran penulis skenario sekaligus sutradara senior geram dibuatnya. “Ini film penjahat, seluruh filmnya menghina Islam, seluruhnya propaganda anti Islam” ujarnya geram.
Perempuan Berkalung Sorban adalah film yang diangkat dari novel yang mendapat penghargaan dari Ford Foundation sebuah lembaga yang memberikan dana kepada kelompok Liberal, terutama pada kelompok yang mengusung isu gender, liberalisasi, dan sepilis (sekulerisme, pluralisme, liberalisme).
Hal senada juga diamini oleh Chaerul Umam Sutradara senior. “Film ini sangat merusak kan ditulis oleh seoarang feminis” tandasnya.
Film PBS juga syarat muatan pesan dari kelompok kiri. Lihat saja dalam sebuah adegan Annisa yang diperankan oleh Revalina S. Temat menyukai buku-buku kiri karya Pramoedya Ananta Toer.
“Tokoh idolanya Pramoedya. Dia ini komunis, kenapa tidak yang lain HAMKA misalnya atau Imam Syafi’i. Hanung tidak tahu bagaimana Pramoedya pernah menghina orang sholat, Hanung tidak hidup di tahun 65-an” Ujar Misbach kesal.
Kekesalan sutradara senior Indonesia ini rasanya sangat beralasan karena selain Pramoedya yang pernah menghina sholat, hanung juga menampilkan buku Karl Marx seorang tokoh komunis dalam filmnya tersebut.
Jadi kekhawatiran menjadi sangat wajar atau bahkan menjadi sebuah keharusan jika kita waspada dengan tangan dingin sang sineas liberal yang kekiri-kirian.
Sang Pencerah di Tangan Sineas Liberal
Gagasan memfilmkan tokoh berkaliber Nasional semacam KH. Ahmad Dahlan, patut didukung, bahkan menjadi sebuah kewajiban sejarah bagi generasi kiwari. Film semacam ini tidak saja melestarikan nilai-nilai luhur yang diajarkan sang tokoh, tapi juga sebagai counter terhadap film dan sinetron genre popular yang ecek-ecek dan menyesatkan. Maka, harus pula nantinya difilmkan sosok M Natsir, Sfaruddin Prawiranegara (‘’presiden RI kedua’’), KH Ahmad Surkati, dan lain-lain.
Sayangnya, sosok Ahmad Dahlan dalam Sang Pencerah, dilahirkan oleh tangan-tangan yang tidak pas, Hanung misalnya.
Sang Pencerah dibiayai ‘’Raja Sinetron’’ Raam Punjabi dengan bendera MVP Pictures. Selama ini bos Multivision Plus ini secara massif telah menjejalkan budaya popular lewat sinetron ecek-ecek yang mengajarkan kekerasan verbal, gossip, hedonisme, permissivisme. Ditambah lagi tayangan yang menyebut dirinya infotainment, yang isinya sampah gossip selebritas.
Meski pegang duit, Raam Punjabi tidak mudah untuk mempengaruhi sutradara Sang Pencerah, Hanung Bramantyo. Sineas muda ini dikenal sangat percaya diri dan independen. Masalahnya, kepercayaan diri dan independensi itu membungkus sosok Hanung Bramantyo yang liberal.
“Semua film saya, kecuali Brownies, punya khas liberal. Dalam hal ini, saya diizinkan dalam berkreasi, bebas berkreasi dalam hal ini adalah bebas menentukan pilihan. Bahwa kebebasan dalam pemikiran gue bukan semau gue, tetapi harus bisa berkarya dan dalam membuat genre film apapun harus ada sisi agamanya,” tutur Hanung (kapanlagi.com/26 Juni 2009).
Tidak aneh bila Hanung dalam film-filmnya yang berbau agama (Islam), mengkritik pemimpin agama (ulama) secara berlebihan sehingga menjungkirbalikkan ajaran Islam. Misalnya dalam film “Ayat-Ayat Cinta” (2008) ada adegan perdebatan antara pemain utama dengan seorang ustadz di dalam bis kota mengenai definisi seorang kafir dzimi yang harus dilindungi orang Islam. Perdebatan ini berkaitan dengan keberadaan para turis Amerika di Mesir.
Dalam setting adegan itu sang ustadz diposisikan sebagai sosok yang kolot, puritan, tidak terbuka, tidak toleran, hanya karena tidak setuju dengan keberadaan turis asing dengan penampilan budaya Barat.
Dalam film “Perempuan Berkalung Sorban” (2009), lagi-lagi tokoh ustadz dilukiskan sebagai sosok negatif, seperti membakar buku dan melarang wanita berkuda. Hal ini menyebabkan santri pemain utama film, melakukan pembrontakan yang ekstrim sampai keluar dari pesantren dan membuka kerudung.
Tentu saja buku karya tokoh sastrawan komunis Pramoedya Ananta Toer tidak layak dibaca santri, sebelum si santri matang pemahaman Islamnya. Tokoh Pendidikan Islam seperti Abdullah Nashih Ulwan, wanti-wanti betul agar generasi Islam dijauhkan dari guru yang mulhid dan bacaan/ajaran yang sesat, sebelum anak-anak Islam kuat aqidah dan pemikirannya.
*dikutip dari beberapa sumber
Independensi TvOne dan MetroTV
Media adalah salah satu elemen penting yang bisa mempengaruhi persepsi atau pola pikir masyarakat dalam menilai sebuah informasi yang didapat. Begitu penting arti media sehingga perangkat informasi ini sangat rentan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mempolitisasi arus informasi yang mengalir.
Namun apa jadinya bila media yang apa disalahgunakan. Sebut saja persaingan antara TvOne dan MetroTV yang akhir-akhir ini semakin memanas. Apalagi menjelang Munas Golkar yang akan digelar awal bulan ini. Kedua stasiun televisi tersebut lebih menokohkan salah satu calon ketua Umum Golkar yang akan masuk dalam bursa pencalonan ketua Umun Golkar. Apalagi kedua calon ketua Umum Golkar itu adalah pemilik stasiun-stasiun Televisi tersebut. Sudah bisa dipastikan bahwa tayangan berita yang dimuatpun sarat dengan muatan politis. TvOne yang merupakan milik Aburizal Bakrie tentunya akan lebih mewacanakan bahwa Aburizal Bakrie adalah sosok yang didukung oleh mayoritas elemen Golkar di seluruh Indonesia, dengan Baca Selengkapnya..
Indonesia: Negara Paling Murah Senyum
INILAH.COM, Stockholm – Indonesia memang dikenal sebagai negara yang ramah oleh dunia. Bahkan, sebuah jajak pendapat di Swedia menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling murah senyum di urutan pertama. Wow!
Mengutip laporan The Smiling Report 2009, yang digelar salah satu provider Misteri Belanja di Swedia menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling tersenyum. Kategori ini sebagai hasil dari pelanggan layanan data dari evaluasi yang dilakukan di seluruh spektrum dan pameran oleh AB Bisnis di seluruh dunia, di Swedia.
Indonesia terpilih sebagai negara yang menempati urutan nomor satu dalam hal tersenyum (98%). Bahkan, negara kita juga menjadi dengan ucapan salam yang paling tinggi (98%).
Ironisnya, Swedia yang mengadakan jajak pendapat justru Cuma berada di urutan ke-24 pada kategori senyum (77%), dan urutan 31 untuk ucapan salam (81%). Jajak pendapat yang dilakukan 2008 ini berisi lebih dari 2,5 juta pertanyaan mengenai senyum (smile) dan salam (add-greeting) pada penjualan di 66 negara.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Satu KBRI Stockholm, Swedia Dody Kusumonegoro, Senin (18/5). Industri yang banyak senyum adalah di bidang kesehatan dan kecantikan perawatan, serta transportasi (86%) dan nilai terendah berada di layanan bisnis B2B (52%).
Dalam jajak pendapat itu disebutkan bahwa ucapan salam pada 2008 dan 2007 tercatat 81% dibandingkan dengan 88% pada 2004. Ucapan salam tertinggi selain Indonesia juga menempatkan Hongkong (98%). Sementara yang terendah adalah Maroko (48%). [nuz]
Boycott Israel!!!

Boycott ISRAEL
here’s what we should do. it’s simple:
– list down 5 of the products from the list below that you are boycotting.
– then list down 5 of the products that you will try your best to boycott.
– finally list another 5 of the products that you find it hard to boycott.
– tag 5 others.
this tag is to get everyone to read the list below carefully and identify which products affects your life and the lives of the palestinians most! you can also compare your list with your friends and see: if they can boycott one product that you haven’t been boycotting, why can’t you start to boycott the product too?
5 products i’m boycotting
* Aqua
* Coca Cola
* Carrefour
* KFC
* Levi’s
5 Products i will start to boycott
* Fanta
* BreadTalk
* Nestle
* Unilever
* J.co
5 products that i find hard to boycott
* Arsenal FC
* Nokia
* Star TV
* Wings
* National Geographic
5 people i tag
1. Bhayuta
2. Nevar
3. Hikam
4. Fikri
5. Affan
MER-C Kirim Tim Medis ke Palestina
Salah seorang relawan medis Mer-C dr Jose Rizal menjelaskan, 3 perwakilan MER-C juga akan membawa sejumlah bantun dari Indonesia untuk Palestina. 3 Perwakilan MER-C yang berangkat ke Palestina terdiri atas 2 dokter dan 1 pengurus logistik.
“Selain bantuan berupa obat-obatan ada juga sembako. MER-C akan masuk ke Gaza, Palestina, melalui Mesir. Jika MER-C akhirnya tidak dapat masuk ke Palestina, maka bantuan tersebut akan diserahkan di perbatasan,” katanya di Jakarta, Senin (29/12).
Pemerintah Indonesia melalui Depkes menyiapkan bantuan obat-obatan senilai Rp 2 miliar kepada bangsa Palestina menyusul serangan Israel hingga mengakibatkan jatuhnya ratusan korban sipil maupun para pejuangnya.
Serangan-serangan udara Israel itu telah menewaskan sedikitnya 298 warga Palestina. Sekitar 180 orang di antaranya adalah pejabat keamanan gerilyawan Hamas.
sumber: http://www.inilah.com
_____________________
Salurkan bantuan Anda untuk rakyat Palestina ke:
Rek. No. 686.0153678 (Palestina/Libanon)
Bank Muamalat Indonesia (BMI)
a.n. MER-C
Rek. No. 301.00521.15 (Palestina)
Bank Syariah Mandiri (BSM)
a.n Medical Emergency Rescue Committee
Rek. No. 009.0121.773 (Palestina)
MER-C akan menyalurkan donasi Anda sesuai dengan amanahnya.
Kirimkan bukti transfer via fax ke 021-3159256 atau email ke merc@indosat.net.id dengan mencantumkan nama, alamat lengkap dan nomor telepon agar kami dapat mengirimkan bukti tanda terima dana kepada Anda.
Komentar Terbaru