Arsip | Umum RSS for this section

memory


Dalam beberapa pekan terakhir seperti diingatkan oleh masa-masa lalu.

Seorang yang tiba memfollow saya di IG, lalu diingatkan dengan memori 7 tahun silam. sebuah permohonan maaf dan terimakasihnya atas takdir yang menimpanya waktu itu.

Seorang yang minta tolong untuk mensupport temannya yang sedang ngedrop. yang masih ingat saat masa-masa diinterview

Seorang yang terbantu dengan sebuah form yang dibuat lebih dari 5 tahun lalu dan masih dipakai sampai saat ini.

Kita tidak pernah tahu, apa yang kita lakukan di masa lalu, masih membekas dan berdampak pada kebaikan orang hari ini. Karenanya teruslah menginspirasi, teruslah berbuat baik, teruslah memberi manfaat, karena kita tak pernah tahu, atas perantara amal mana, kita akan dimudahkan menuju surgaNya.

Cirebon, 18-10-2022

kecocokan


Tentang kecocokan.

Bisa jadi, pemain sepakbola yang biasa-biasa saja, di tangan pelatih yang tepat bisa menjadi pemain yang hebat.

Bisa jadi, seorang murid yang biasa-biasa saja, dibimbing oleh guru yang tepat bisa menjadi murid yang berprestasi.

Bisa jadi, seorang bawahan yang biasa-biasa saja, diarahkan oleh atasan yang tepat, bisa menjadi sosok yang berkompeten.

Namun, bisa saja sebaliknya.

Jika berada ditangan pelatih yang tidak tepat, guru yang tidak membimbing, atau atasan yang pilih kasih. Semua akan hancur tak berharga.

Ini tentang kecocokan. Tentang pemilihan. Tentang takdir. Dan tentang keikhlasan.

Karenanya, banyak kita temui kisah-kisah masa lalu dimana seorang raja memilih kan guru yang tepat untuk anaknya agar kelak ketika dewasa siap menggantikan estafet kepemimpinan sang raja. lanjut….. (Pada catatan berikut nya tentang: memilih guru)

Bogor, 15-10-2022

manja


manja/man·ja/ a 1 kurang baik adat kelakuannya karena selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya, dan sebagainya:

itu versi KBBI.

Tapi ada benarnya juga sih, jika selalu dapat fasilitas enak, punya kuasa untuk membuat orang tunduk patuh padanya. Benih-benih kemanjaan biasanya akan mulai tumbuh. Apalagi setiap permintaannya selalu dipenuhi.

Padahal, dulu yang biasanya jalan 100 meter kuat, ini jalan 10 meter saja manja. dulu yang biasanya angkat beban 10 kg kuat, sekarang angkat beban 1 kg pun terasa berat. dulu yang biasanya mendatangi, sekarang selalu minta didatangi.

setiap manusia punya level kemanjaan masing-masing. kalau sudah dewasa, ya jangan manja. jadilah pemuda yang kuat, tidak berlindung dibalik fasilitas yang memanjakan.

12-10-2022

baper


ternyata yang selama ini sering men-judge orang sebagai baperan, justru dirinyalah yang lebih baper. baru ditegur sedikit langsung baperan. baru dikoreksi sedikit ga terima.

ternyata mereka yang dominan, tidak bisa terima kalau dominasinya di usik oleh orang lain.

Jadi, baper itu hal yang wajar, selama bisa dikendalikan. Ga perlu menjelek-jelekan orang yang baper. Justru yang ga pernah baper patut dicurigai mereka ga punya perasaan.

#celotehabsurd

adil sejak dalam pikiran


Kalau sesuatu disampaikan oleh orang yang punya kuasa dan legitimasi, ramai sahut bersahutan merespon, kalau hanya disampaikan oleh remah-remah rengginang, abaikan.

~ memoar sang penjilat

proses


Manusia boleh menilai. Manusia boleh men-judge. Manusia boleh menghakimi. Manusia boleh berasumsi.

Namun, sebaik-baik penilaian dan seadil-adil penghakiman, adalah penilaian dari Allah.

Allah yang Tahu prosesmu. Allah pula yang berhak menilaimu.

07.09.21 03.30 WIB

KAU GURU MURABBI SEJATI


Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami.

Suratan takdir Yang Maha Esa Telah menetapkan.

Sedih rasanya hati ini bila mengenangkan.

Engkaulah guru murabbi sejati.

Tulus ikhlasmu, luhur budimu, bagai tiada pengganti.

Senyum tawamu juga katamu, menyuburkan hati.

Memori indah saat bersama terus bersemadi.

Engkaulah guru murabbi sejati.

Sudah ditakdirkan kau pergi dulu.

Di saat kau masih diperlukan.

Tuhan lebih menyayangi dirimu.

Akur pasrah pada kehendak Yang Esa.

Ya Allah, tempatkannya di tempat yang mulia.

Tempat yang Dikau janjikan nikmat untuk hambaMu.

Oh guruku akan ku teruskan perjuangan ini.

Walau ku tahu kau tiada di sisi.

Perjuangan itu masih jauh beribu batu.

Selagi roh masih di jasad mesti diteruskan.

Sedih rasa hati ini mengenangkan dikau.

Masih terasa kau bersama kami.

Moga amanlah dan bahagia dikau di sana.

Setangkai doa juga Fatihah terus ku kirimkan.

Moga di sana kau bersama para solihin.

Engkaulah guru murabbi sejati.

Lagu & Lirik : Munif Ahmad

*mendengarkan lagu ini seketika teringat para murabbi yang telah mendahului. berjuang melawan wabah hingga akhir hayatnya.

Kamil, Syamil, Mutakamil.


Unggul. Sebuah kata yang disematkan sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang atau institusi atau benda. Indikator yang menunjukkan bahwa ia menjadi yang terbaik diantara yang lainnya. Dulu, sebelum sekolah dibagi-bagi sesuai zonasi, banyak istilah sekolah unggulan, sekolah favorit. Dimana di situ terkumpul semua potensi terbaik. Di SMA unggulan misalnya, terkumpul semua siswa-siswi SMP terbaik dari berbagai lokasi. Input yang bagus dikelola dengan manajemen yang bagus, para pengajar yang berkualitas, maka akan menghasilkan output yang bagus pula. Pun, begitu juga yang terjadi di berbagai institusi. Adalah sebuah kesuksesan bisa menghasilkan manusia-manusia unggul. Bukan hanya merekrut saja, tapi mampu menempa dan membina untuk menghasilkan sumber daya yang unggul dan sempurna. Kamil.

Global. Menyeluruh dan luas cakupannya. Menjadi manusia yang unggul tidak hanya mahir di satu bidang saja. Namun juga bisa diandalkan dalam berbagai bidang. Kita perlu belajar dari sejarah, dimana orang-orang terdahulu punya keahlian beragam yang terkumpul dalam satu pribadi. Disatu sisi ia ahli dalam bidang sains, disisi lain juga merupakan ahli agama dan pemerintahan. Manusia unggul tak merasa puas jika hanya cakap di satu bidang, namun terus belajar memperluas cakupan pengetahuannya. Terus bereksplorasi meng-upgrade kelasnya dari skala kecil menjadi lebih besar dan menyeluruh. Syamil.

Memberi Inspirasi. Menjadi manusia unggul tentu tak cukup jika hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Namun perlu pengejawantahan menebarkan inspirasi kepada orang lain agar semakin banyak orang yang tergerak untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Seperti efek domino, satu orang memberikan inspirasi kepada orang lain, lalu orang tersebut melebarkan manfaatnya kepada orang yang lain pula. Begitu seterusnya sampai kebermanfaatannya semakin menyempurnakan. Mutakamil.

Unggul, menyeluruh, luas cakupannya, dan terus memberi insipirasi. Itulah sebuah do’a yang diharapkan tercermin dari namanya. Parama Global Inspira. Menjadi bagian tempat bagi lahirnya pribadi-pribadi unggul, memiliki wawasan yang luas dan terus memberikan inspirasi bagi lingkungan sekitarnya. Kamil, Syamil, dan Mutakamil.

*sebuah refleksi atas makna lain dari Parama.

ATM 20 ribuan


Lazimnya, saat ini hampir semua ATM yang tersebar diberbagai lokasi strategis hanya mengeluarkan pecahan 50 ribu dan 100 ribu. Namun, ternyata ada sebagian kecil ATM yang masih memberikan layanan kepada konsumennya dengan menyediakan uang dengan pecahan lebih kecil lagi. 20 ribu.


Dulu, pertama kali saya menemui ATM 20 ribu ini di salahsatu gerai BNI di Bulaksumur jogja, medio 2008 an. Maklum, sebagai mahasiswa, ATM ini amat sangat berharga, terutama ditengah kegersangan saldo yang semakin menipis. wkwk.

Lanjut bekerja dengan penempatan di Banjarmasin, lagi-lagi tanpa sengaja mampir ke ATM Unlam Banjarbaru. Disitu juga ada ATM BNI yang terletak persis di sebelah kiri sebelum pintu keluar kampus.

Setelah pindah ke Bandung, ternyata BNI juga masih konsisten memanjakan nasabahnya dengan masih menyediakan uang pecahan 20 ribu di ATM nya. Sebut saja, ATM ITB. Kalian bisa menemukanya di sekitar komples Kampus ITB. Jika dari arah masjid Salman, tinggal ke barat menuju Jalan Tamansari pas di pertigaan sebelah kiri (depan gerbang Kebun Binatang Bandung) disitu ada Kantor BNI Cabang ITB

Dan, setelah beberapa waktu tak menemukan ATM jenis ini di Jakarta, beberapa hari yang lalu saya menemukannya kembali di sebuah ATM daerah Fatmawati. Silahkan google saja lokasinya. ATM BNI Fatmawati.

Ternyata, sampai saat ini BNI memang masih menyediakan ATM Pecahan 20 ribu, meski jumlahnya sudah semakin sedikit. Mungkin terbatas hanya di daerah-daerah kampus saja. bahkan di kantor cabang besar pun sepertinya tak ada. Jika beruntung, kalian akan mendapatkan lembaran-lembaran yang masih baru. Bisa dicoba untuk memberikan angpao lebaran nanti (masih lama 😀 ) tanpa harus antri di Bank. Sebetulnya uang pecahan ini bukan hanya sekedar memfasilitasi nasabah yang ingin menghabiskan saldo atm nya saja, tapi bisa digunakan untuk memanage pengeluaran cash nya agar tidak pak Soekarno-Hatta atau ir. Juanda saja yang dikeluarkan 🙂

kalau kalian punya rekomendasi lokasi ATM 20 ribu, silahkan share di kolom komentar ya.

Ozil


Tentang ozil. Yang diasingkan karena membela muslim uyghur. Yang diasingkan karena berfoto dengan erdogan. Yang diasingkan karena suqadnya takut dengan china. Yang diasingkan karena membela haknya.

al walaa – loyalitas. Hanya kepada Allah. Bukan kepada yang lain. Biarlah diasingkan di dunia. Namun dilindungi yang menguasai dunia. Asal Allah ridho.

Penilaian Allah


“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” – (Al Quran surah At-Taubah: 105)

saya pernah terjebak, pada masa-masa dimana selalu ingin dihargai, dipuji, dianggap oleh orang lain. selalu ingin menyenangkan siapapun. dengan seluruh daya upaya yang dimiliki – meski dalam koridor yang masih wajar-.

Namun ternyata jauh sebelum itu, sudah ada peringatan dariNya, bahwa yang harus diutamakan adalah penilaian Allah dan RasulNya.

jauh lebih menenangkan, jauh lebih menyenangkan, jauh lebih menentramkan.

berharap pada manusia itu capek, melelahkan, dan membuat hidup penuh sandiwara.

Carilah penilaian Allah, itulah penilaian yang paling adil.

hari ke-5


ini bukan tentang menghitung sudah berapa lama kita puasa, sudah berapa banyak tarawih di masjid, atau berapa kali memburu takjil.

ini tentang perpisahan sementara. berpisah dengan kebersamaan. berpisah dengan kenyaman. berpisah dengan keseharian bersama keluarga lengkap.

tapi ada satu perpisahan yang tidak boleh terjadi. berpisah dari asa rahmatNya.

selalu sabar, ikhlas dan memohon ampun atas yang terjadi di permulaan ramadhan tahun ini, semoga kita semua kembali dipertemukan, dibersamakan kembali di rumah.

 

semangat bunda…

Blame, Excuse, Denial


Salah satu penyakit yang sering muncul dalam dunia organisasi, entah itu dalam lingkup organisasi massa, komunitas bahkan perusahaan yaitu BED. Blaming, Excuse dan Denial. Tiga penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Kenapa disebut menyerang? karena mungkin saja tanpa sadar, seseorang yang menganggap dirinya terbebas dari sifat tersebut, ternyata melekat pada dirinya hal-hal negatif itu.

Pertama, Blaming: Selalu menyalahkan.

Cari aman. Cari muka. Cari Penghargaan. Begitulan ciri-cirinya, enggan disalahakan tapi sering menyalahkan. Mirip seperti orang main pingpong, jika dilempar bola, langsung dilempar ke lawannya. Jika mendapat suatu masalah langsung menyalahkan orang lain atas masalah tersebut. Cuci tangan? iya.  Namun, bila ada penghargaan, apresiasi, ia menjadi yang terdepat mengakuinya.

Kedua, Excuse: Cari-cari alasan.

Menghindar bila disalahkan, menyiapkan berbagai alasan jika ada kesalahn yang dilakukan atau yang disebabkan oleh dirinya. Tidak mau mengakui jika ada kekurangan, seolah ingin terlihat sempurna di depan, namun pada hakikatnya banyak kekurangan di belakang. Pecundang? iya.

Ketiga, Denial: Menolak, Menyangkal.

Jika diberikan arahan tidak sesuai dengan arahan. Diberikan nasehat tidak terima. Merasa diri paling berhak memberikan ide, bukan diberikan ide. Merasa diri punya kapasitas lebih, namun tdk pernah menerima masukan dari orang lain. Tinggi hati? iya.

Helicopter View & Farmer View


Seringkali kita membanding-bandingkan, mana yang lebih baik antara orang yang punya pandangan luas namun tidak paham detail dengan orang yang paham detail namun tidak memiliki pandangan luas.

Orang yang berada di atas helicopter (pemilik ladang) akan melihat dengan sudut yang sangat luas. Ia bisa melihat dalam radius yang panjang dan mudah sekali berpindah tempat dari satu titik ke titik lain dalam waktu singkat.

Sementara disisi lain, orang yang ada di ladang (dalam hal ini petani), ia sehari-hari berjibaku dengan ladangnya. Padangannya sempit, sejauh mata memandang hanya hamparan padi yang tersusun rapi. Setiap jengkal yang dilalui ia tahu betul bagaimana kontur ladangnya, dimana posisi parit dan tanaman apa saja cocok bisa ditumpangsarikan disitu.

Masing-masing punya wilayah keahlian masing-masing, punya kapasitas dalam menilai baik buruk, cocok tidakcocok, mudah atau sulit, memungkinan atau mustahil.

Si pemilik ladang perlu mendengarkan apa kata petani yang sehari-hari memantau kondisi lahan, si petani juga harus mampu memahami dan menerima permintaan pemilik ladang. semua perlu dikomunikasikan. Dan yang terpenting, salahsatu pihak tidak merasa paling jumawa, paling paham atas segala kondisi yang ada.

Perlu ada kolaborasi antara semua petani dan pemilik ladang, demi kemajuan hasil panennya. Sekian.

tak menyapa bukan berarti lupa


masa lalu adalah romantisme. masa depan adalah harapan.

melupakan masa lalu tidak mungkin. apalagi kembali ke masa lalu.

memang banyak kenangan, banyak keindahan, banyak kesukacitaan yang ingin diulang atau atau paling tidak bertemu berjuma aktor-aktor dibalik setiap kejadian masa lalu. mereka kini entah dimana, ada yang masih aktif di media sosial, juga ada yang hilang dari peredaraan jagad maya yang tak bisa ditelusuri berada dimana.

kini, kita punya waktu hanya saat ini dan masa depan. waktu kini yang pasti dan masa depan yang masih tertutup tabir sampai kapan akan dijalankan.

terimakasih untuk semua kenangan, setiap kebaikan, canda tawa, kehangatan untuk orang-orang yang pernah singgah dalam hidup saya sejak kecil hingga kini. do’a terbaik untuk kalian semua yang telah memberi arti bagi hidup saya.

tak menyapa bukan berarti lupa, hanya saja tak mengerti mulai dari mana. karena mungkin kalian sudah punya dunia sendiri.

 

Bandung.21.10.18

 

 

 

 

 

 

mengejar waktu


waktu begitu cepat berlalu.  entah karena selama ini ia tak dihargai, hingga perputarannya menyisakan penyesalan. atau karena perubahan-perubahan itu bergerak melaju tak diimbangi dengan kesiapan diri.

satu hal yang pasti, setiap waktu mengukirkan cerita. suka maupun duka. terkadang pahit di masanya, namun bisa menjadi pemanis kisah yang indah untuk dikenang.

waktu yang menjadi penanda pertemuan, ia juga yang megharuskan perpisahan. satu bulan, dua bulan, setahun, dua tahun, bahkan bertahun-tahun lamanya, ia hanya bisa bercerita lewat lembaran hitam putih dalam potret kehidupan.

meskipun tak bisa terjelaskan dengan pasti, apa rasa yang terkandung didalamnya. ada kerinduan, muncul kegelisahan.

jika waktu sudah berlalu pergi menjauh, sementara diri terdiam meratapi jejak langkah yang telah dilalui. maka langkah terbaik adalah memulai mengejar waktu itu.

mengejar tapak demi tapak jarak yang tertinggal, detik-demi detik jarum yang berputar.

hingga saatnya nanti kau bertemu waktu itu, jangan siakan. jangan lepaskan.

 

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

 

 

cengkerama


pagi ini baru selesai interview beberapa orang. dan interview merupakan tempat belajar dari orang lain. tempat bermuhasabah, evaluasi, mencuri info yang bisa dijadikan pelajaran untuk diri sendiri.

bahwa di tempat yang lain, orang lain, mungkin tidak seberuntung kita. bahwa ditempat lain bisa jadi ada orang-orang yang usahanya lebih keras namun tidak mendapatkan hasil “fisik” yang setara dengan kita.

terkadang, cerita-cerita bahkan curhatan seseorang bisa membuat kita belajar mensyukuri hidup. belajar untuk tidak kufur atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepada kita.

dan pagi ini, saya belajar bahwa ada orang tua yang sudah selayaknya kita ingat jasa-jasanya. ada orang tua yang sudah lama tak melihat wajah anaknya. ada orang tua yang butuh bercengkrama dengan anaknya.

seseorang itu menangis, menitikkan air mata. ia yang kehidupannya tinggal bertiga dengan kedua orang tua. setelah kehilangan 2 adiknya yang meninggal. ternyata juga harus kehilangan waktu bercengkerama dengan kedua orang tuanya yang sama-sama bekerja. mencari nafkah kebutuhan keluarganya. hingga harus kehilangan kehangatan malam bersama kedua orang tua dan harus rela terlambat berangakat kerja karena pagi itu adalah satu-satunya waktu untuk bertemu mereka.

“iya, saya terlambat. karena kangen dengan orang tua. ingin bercengkerama dulu dengan mereka yang seharian bekerja.”

lalu

“pernah terbersit niat untuk menggantikan beban mereka?”

dan hening pun mengakhiri cengkerama pagi ini.

Bandung.03.10.16

 

 

 

Begini kalau sudah menikah?


sebuah teori antah berantah menyatakan, “semakin banyak populasi jomblo dalam grup WA, maka grup itu semakin aktif. Semakin sedikit populasi jomblo, grup WA cenderung sepi.”

dulu, ada teman yang rameee banget di grup WA, tiap apa aja yg muncul langsung dikomenin, eh setelah menikah tiba-tiba menghilang. jarang komentar lagi di grup.

dulu, ada teman yang rajin banget update status, hampir tiap aktifitasnya diupdate. lagi ngapain, mau apa, pergi kemana, dll. tapi setelah menikah, jarang lagi tuh bikin status-status fenomenal.

dulu, ada teman yang statusnya galau-galau, temanya tentang cinta terus. mengundang orang lain untuk komentar. setelah menikah, hmm.

coba deh perhatikan, ada gak yang seperti itu di lingkungan sekitarmu?

*sambil lihat cermin*

 

 

ngepo berujung perenungan


Salah satu cara mengingat masa lalu dan orang-prang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidup kita adalah dengan kepo. Ngepoin medsosnya yang juga sama-sama sudah usang tak ada update-annya. Ah mungkin orang-orang juga sudah jenuh dengan medsos. Ada yang dulunya aktif mendsos , ngeblog, twitteran, fb-an, instagraman pas zaman waktu masih di kampus. Tapi sekarang dunia seperti sudah berubah. (termasuk ngelirik diri sendiri).

Dulu, ketika awal fb booming, hampir tiap hari ada yang update status, tiap jam bahkan, eh bahkan 5 menit sekali ‘nyetatus’. Pas twitter booming juga sama, sampe bikin kultwit panjang dengan hestek khas yang mengundang orang untuk kepo lebih lanjut. Namun sekarang, entah sayanya yang kurang update apa  gimana ya, makin kesini makin sepi medsosnya. hoho.

Termasuk blog ini yang ga keurus sama sekali. Dulu mah tiap malem nongkrongin laptop. Entah sekedar bikin coretcoretan yang ga jelas, atau sekedar update -update yang ga jelas juga sih.

Eh balik lagi ke awal kalimat di atas, jadi dg membuka-buka kembali ‘aktivitas’ di medsos yang lama udah ga kepake kita bisa jadi termotivasi. si ini sekarang udah dimana, udahjadi apa, udah punya anak berapa #eh, udah punya bisnis apa, udah kemana-mana dan udah-udahan yang lainnya.

… akhirnya kepo pun berujung perenungan.

dan saya, udah jadi ‘apa’ sekarang?

 

Bandung.15.03.16

 

 

 

 

 

Orang Lain di Tengah Kita


Oleh M Anis Matta

Fajar belum menyingsing ketika itu. Tiga orang laki-laki melangkah gagah menggapai takdir mereka. Senyum mereka lepas. Sorot mata mereka teduh, ada keyakinan dan kerinduan yang menggelora di sana. Mereka baru saja akan memulai sebuah kehidupan baru, kehidupan dari kehidupan yang sesungguhnya, hidupnya hidup; kehidupan akhirat sedetik setelah tiang gantungan menutup nafas mereka.

Sayyid Quthb, Yusuf Hawwas dan Abdul Fattah Ismail. Merekalah ketiga pahlawan itu, yang mengakhiri hidup di tiang gantungan, menjelang fajar hari Senin tanggal 29 Agustus 1966. Sebuah buku kehidupan telah berakhir dalam riwayat kefanaan dunia, tapi sebuah buku kehormatan telah dimulai dalam riwayat keabadian akhirat. Sebuah skenario kebatilan telah dirampungkan dengan sempurna, tapi sebuah skenario kepahlawanan baru saja dimulai dengan indahnya.

Itu peristiwa besar dalam sejarah harakah Islam yang kita catat dengan penuh kebanggaan, dan akan tetap kita kenang dengan penuh kebanggaan. Sebab darah para syuhada itulah yang sesungguhnya mengalirkan energi dalam tubuh harakah Islam, yang membuatnya sanggup bertahan di tengah berbagai macam cobaan dan penderitaan panjang yang menimpanya.

Lelaki yang menggantung Sayyid Quthb bersama kedua rekannya itu adalah Jamal Abdul Nasser. Lelaki yang disebut terakhir ini naik ke panggung kekuasaan Mesir setelah sukses melakukan kudeta militer pada 23 Juli 1952. Kudeta militer yang kemudian dikenal dengan Revolusi Juli itu dirancang melalui kerjasama antara militer dengan Ikhwanul Muslimin. Nasser sendiri, disamping merupakan perwira tinggi militer, juga merupakan seorang kader inti Ikhwan. Selama masa perencanaan dan pematangan revolusi, rumah Sayyid Quthb, yang juga dikenal sebagai pemikir kedua Ikhwan setelah Hasan Al-Banna, merupakan salah satu pusat pertemuan terpenting para tokoh perancang revolusi tersebut.

Dalam segala hal Sayyid Quthb adalah senior. Itu sebabnya Nasser selalu memanggilnya dengan sebutan “abang”. Setelah menjadi presiden, Nasser bahkan menawarkan jabatan apa pun yang diinginkan Sayyid Quthub. Tapi 14 tahun kemudian, Nasser pulalah yang menggantung seniornya, abangnya.

Pelajaran besar

Dalam sejarah pergerakan Islam, ada sebuah fakta yang terulang berkali-kali, bahwa sebagian besar musibah yang menimpa da’wah dan harakah selalu datang dari dalam harakah itu sendiri. Untuk sebagiannya, musibah itu datang dari shaf yang terlalu longgar, yang kemudian tersusupi dengan mudah.

Jangan pernah menyalahkan musuh jika mereka berhasil menyusupi shaf kita. Sebab penyusupan adalah pekerjaan yang wajar yang akan selalu dilakukan musuh. Kita juga akan selalu melakukan hal yang sama. Seperti dulu, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melahirkan banyak tokoh intelijen yang dikenal dengan keahlian menyusup. Misalnya Huzaifah Ibnul Yaman dan Amru Bin ‘Ash. Tapi kalau sekarang malah shaf kita sendiri yang mengalami kebobolan. Tampaknya kita perlu belajar kembali.

Apakah shaf Rasulullah Saw sendiri tidak pernah disusupi? Dalam sebuah perang, penyusupan adalah keahlian inti tim intelijen. Orang-orang Yahudi dan munafiqin berkali-kali mencoba melakukan penyusupan ke dalam shaf Rasulullah. Tapi tidak pernah berhasil.

Begitu harakah Islam mulai membuka diri dengan masyarakat luas, masyarakat yang heterogen, maka mereka akan berhadapan dengan persoalan kontrol organisasi. Pengetatan dan pelonggaran berakar pada konsep harakah sendiri tentang mekanisme kontrol internalnya.

Keterbukaan adalah asas da’wah. Semua manusia mempunyai hak untuk dida’wahi, sama seperti mereka berhak juga untuk ikut berpartisipasi dalam da’wah. Jadi gerakan bawah tanah haruslah dianggap sebagai sebuah pengecualian, yang ditentukan oleh tuntutan kondisi lingkungan strategis da’wah.

Tapi di sinilah letak masalahnya; keterbukaan adalah tuntutan da’wah, tapi keterbukaan juga bisa membawa masalah. Salah satunya adalah penyusupan itu; terlalu ketat akan menutup ruang partisipasi dan rekrutmen, terlalu longgar akan membuka peluang penyusupan. Jadi pertanyaannya adalah bagaimana membangun sebuah organisasi da’wah yang terbuka, tapi tetap rapi dan terkontrol?

Sistem kontrol

Apakah yang harus kita kontrol dalam organisasi da’wah kita? Jawabannya adalah gagasan dan orang. Gagasan perlu dikontrol karena manhaj da’wah kita mengalami proses interaksi yang dinamis dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam organisasi dan pada lingkungan strategis. Prinsip-prinsip da’wah yang bersifat fundamental dan permanen, atau yang biasa disebut dengantsawabit, dengan pikiran-pikiran yang bersifat variabel, atau yang biasa disebut denganmutaghayyirat, mengalami proses-proses pengujian dan pembuktian yang rumit dan kompleks.

Benturan-benturan yang berkesinambungan dengan realitas melahirkan dinamika dalam pemikiran yang menjadi sumber kekayaan harakah. Tapi dinamika itu jugalah yang harus dikontrol. Kontrol bukanlah merupakan upaya penjegalan atas munculnya gagasan-gagasan baru. Kontrol dilakukan untuk memastikan bahwa proses kreativitas dan pengembangan pemikiran dalam da’wah berlangsung dengan panduan metodologi yang benar. Keluaran (output) yang kita harapkan adalah munculnya gagasan baru yang menjadi sumber kekayaan pemikiran yang mendinamisasi da’wah.

Ambillah contoh bagaimana, misalnya, gagasan tentang penggunaan kekerasan telah mendorong banyak harakah Islam terjebak dalam konflik berkepanjangan dengan penguasa dan masyarakat. Kekerasan bagi mereka adalah cara kilat untuk mengubah masyarakat atau melawan kemungkaran. Apakah munculnya gagasan itu merupakan proses dinamika pemikiran yang murni dari dalam atau ada kekuatan lain yang ‘mewahyukan’ pemikiran itu kepada harakah karena mereka memang menginginkan harakah berpikir dan bertindak begitu?

Kontrol atas orang dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada penyusup dalam organisasi da’wah. Hubungan personal dalam da’wah dilakukan atas dasar kepercayaan atau tsiqah; kepercayaan kepada aqidah, niat, fikrah, akhlak. Tapi kepercayaan itu bersifat subjektif, sedangkan manusia juga mengalami perubahan-perubahan besar di dalam dirinya. Perubahan-perubahan itulah yang perlu kita kontrol; dari saat seseorang menjadi objek da’wah, kemudian bergabung dengan da’wah hingga saat wafatnya.

Seseorang bisa dirancang sebagai penyusup ke dalam da’wah, tapi bisa juga direkrut oleh ‘orang lain’ justru setelah ia bergabung dengan da’wah. Proses rekrutmen bisa berlangsung melalui suatu rekayasa intelijen, tapi bisa juga terjadi secara natural melalui pergaulan sehari-hari. Dalam kondisi terakhir ini, seorang aktivis da’wah biasanya mengalami penyimpangan perilaku atau akhlak, larut dalam pergaulan, dan kemudian secara tidak sadar membawa ‘pesan’ orang lain tanpa sadar ke dalam da’wah.

Akhir kata, sistem proteksi gerakan da’wah harus dilakukan dengan dua cara: penguatan kesadaran manhajiah dan penguatan kesadaran intelijen. Kesadaran manhajiah akan memungkinkan kita mengontrol gagasan, sedangkan kesadaran intelijen memungkinkan kita mengontrol orang.[]

portalpiyungan.org